Imbal Hasil Obligasi AS Naik, Rupiah Tertekan ke Rp14.903 per Dolar

Nilai tukar rupiah berada di level Rp14.903 per dolar AS pada Selasa (23/5) pagi. Mata uang Garuda melemah 13 poin atau 0,09 persen dari perdagangan sebelumnya.

Mata uang di kawasan Asia bervariasi. Yen Jepang menguat 0,07 persen, baht Thailand menguat 0,02 persen, dolar Singapura menguat 0,06 persen, won Korea Selatan menguat 0,68 persen, dolar Singapura menguat 0,06 persen, peso Filipina melemah 0,29 persen, dan yuan China melemah 0,29 persen.

Senada, mata uang utama negara maju juga bervariasi. Tercatat euro Eropa melemah 0,01 persen, poundsterling Inggris menguat 0,02 persen, dan franc Swiss melemah 0,03 persen. Lalu, dolar Australia menguat 0,03 persen, dan dolar Kanada menguat 0,05 persen.

Analis DCFX Lukman Leong memperkirakan rupiah bakal melemah pada pembukaan perdagangan pagi ini. Penyebabnya adalah naiknya imbal hasil obligasi AS.

“Namun pelemahan akan terbatas, investor masih fokus pada debt ceiling AS,” kata Lukman kepada CNNIndonesia.com.

Hari ini, Lukman memperkirakan rupiah bakal bergerak di rentang Rp14.850 hingga Rp14.950 per dolar AS.

 

 

 

 

 

Sumber : cnnindonesia.com
Gambar : Suara.com

BAGIKAN BERITA INI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *