Dolar Naik Didorong Harga Produsen AS

Dolar AS menguat terhadap sekeranjang mata uang pada perdagangan Kamis waktu setempat. Dolar AS menguat setelah data harga produsen mencatat kenaikan tahunan terbesar sehingga menunjukkan tekanan inflasi tetap kuat.

Indeks dolar yang mengukur greenback terhadap sekeranjang enam rival naik 0,1% pada level 93,019.

Harga produsen AS meningkat lebih dari yang diharapkan pada Juli. Laporan Departemen Tenaga Kerja menunjukkan inflasi dapat tetap tinggi karena permintaan yang kuat yang didorong oleh pemulihan.

Indeks harga produsen (PPI) untuk permintaan akhir meningkat 1,0% bulan lalu setelah naik 1,0% di Juni. Dalam 12 bulan hingga Juli, PPI melonjak 7,8% atau menjadi rekor tertinggi sejak ukuran itu diperkenalkan lebih dari satu dekade lalu.

Sedangkan data pekerjaan menunjukkan jumlah orang Amerika yang mengajukan klaim tunjangan pengangguran turun lagi pekan lalu karena pemulihan ekonomi berlanjut.

“Dolar AS bertahan di dekat bagian atas kisaran semalam yang ketat karena data baru memperbarui tekanan pada The Fed untuk beralih dari kebijakan suku bunga rendah,” kata Analis Pasar Senior Western Union Business Solutions, Joe Manimbo, dilansir dari Reuters, Jumat (13/8/2021).

Meski demikian, investor tetap waspada terhadap tanda-tanda inflasi yang terlalu panas karena berpotensi memacu Federal Reserve untuk mempercepat waktunya pada pengurangan pembelian aset serta kenaikan suku bunga.

Greenback telah menguat secara luas sejak pertengahan Juni atau mencapai level tertinggi sejak 1 April di level 93,195, ketika Federal Reserve AS menandai bahwa pihaknya bersiap untuk kenaikan suku bunga lebih awal dari perkiraan.

Data Kamis membantu greenback melepaskan beberapa kelemahan dari sesi sebelumnya ketika data menunjukkan kenaikan harga konsumen AS melambat pada Juli, meredakan kekhawatiran Federal Reserve akan segera memberi sinyal pengurangan pembelian obligasi.

“Kejutan PPI terbalik besar hari ini mengikuti kenaikan CPI yang solid tetapi moderat kemarin, meninggalkan campuran yang akan menjaga kekhawatiran inflasi tetap hidup bahkan ketika para ekonom akan terus memperkirakan perlambatan kenaikan harga bulanan hingga akhir tahun,” kata Mike Englund dan Kim Rupert dari Action Economics kata dalam sebuah catatan.

Sterling turun 0,5% terhadap dolar AS yang secara luas karena analis memperkirakan Bank of England tidak akan membuat langkah dalam kebijakan moneternya setelah data resmi menunjukkan ekonomi Inggris tumbuh sesuai dengan ekspektasi pada kuartal kedua.

Bitcoin tergelincir 2,6% menjadi USD44.348,59, sehari setelah menyentuh level tertinggi hampir 3 bulan.

 

 

 

 

Sumber : okezone.com
Gambar : WowKeren.com

BAGIKAN BERITA INI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *