Dolar Sudah Mulai Tenang, Harga Emas Balik Menguat

Pergerakan harga emas masih terbatas dengan kecenderungan menguat pagi hari ini. Dolar yang sudah agak kalem membuat harga emas bisa mendapatkan momentumnya lagi.

Pada perdagangan Rabu (29/5/2019) pukul 09:00 WIB, harga emas kontrak pengiriman Juni di bursa New York Commodity Exchange (COMEX) menguat 0,14% menjadi US$ 1.278,9/troy ounce, setelah melemah 0,51% kemarin (28/5/2019).

Pada saat yang bersamaan, harga emas di pasar spot naik terbatas 0,05% ke level US$ 1.279.69/troy ounce, setelah melemah 0,45% sehari sebelumnya.

Kemarin memang dolar sedang kuat-kuatnya, terindikasi dari nilai Dollar Index (DXY) yang naik hingga 0,35%. DXY sendiri merupakan indeks yang menyatakan posisi dolar Amerika Serikat (AS) relatif terhadap enam mata uang utama dunia.

Kala dolar sedang kuat, maka harga emas menjadi relatif lebih mahal bagi pemegang mata uang lain. Alhasil daya tarik emas di mata para investor agak sedikit pudar. Di sisi lain, investor juga tergoda untuk mengambil keuntungan dari menguatnya dolar. Jadilah kontrak-kontrak emas banyak dijual kemarin.

Namun hari ini agak berbeda. Pergerakan DXY agak terbatas, namun cenderung melemah. Pada pukul 09:00 WIB, DXY turun 0,03% ke level 97,92 dari posisi penutupan perdagangan kemarin.

Dengan begitu, daya tarik emas bisa meningkat karena harganya relatif murah. Investor pun gencar memburu emas, membuat harganya menguat. Setidaknya pagi hari ini.

Harga emas juga masih mendapat sokongan dari ketidakpastian ekonomi global akibat perang dagang AS-China yang semakin memanas.

Seperti yang telah diketahui, AS dan China sudah sama-sama mengumumkan kenaikan tarif impor bulan ini. Sementara tarif impor AS sebesar 25% sudah berlaku pada produk China senilai US$ 200 miliar. Bea impor tambahan China sebesar 5%-25% akan mulai berlaku pada tanggal 1 Juni 2019 terhadap produk AS senilai US$ 60 miliar.

Tidak berhenti sampai di situ. Beberapa waktu lalu AS memasukkan Huawei ke dalam daftar hitam. Membuat perusahaan asal AS tidak lagi dapat membeli produk Huawei tanpa adanya izin resmi dari pemerintah.

Kemarin, Huawei seakan membalas dengan mengkaji ulang kemitraan dengan perusahaan pengiriman asal AS, FedEx. Huawei mengatakan bahwa paket miliknya yang dikirim dari Jepang dengan tujuan China berujung dengan status dikembalikan kepada pengirim.

Ada pula paket lain dengan rute Vietnam-China yang dibelokkan ke negara lain oleh FedEx.

Kini perhelatan dagang AS-China sudah tidak hanya di tingkat pemerintahan. Namun merembet ke level korporasi.

Akibatnya aliran perdagangan global makin tak pasti. Bila konflik ini meluas, perekonomian global akan semakin terhambat.

Apalagi AS dan China merupakan negara dengan perekonomian terbesar di dunia. Kalau keduanya berseteru soal perdagangan, seluruh dunia bisa dapat imbasnya.

Kondisi inilah yang membuat investor agak separuh hati untuk masuk ke instrumen-instrumen berisiko. Potensi koreksi nilai aset di masa depan masih tinggi. Salah langkah sedikit, akibatnya bisa fatal.

Alhasil emas banyak diburu karena sifat yang yang sebagai pelindung nilai (hedging). Maklum, pergerakan harga emas cenderung stabil bila dibandingkan dengan instrumen berisiko.

 

 

 

 

 

 

Sumber : cnbcindonesia.com
Gambar : iVooxid

 

 

 

 

[social_warfare buttons=”Facebook,Pinterest,LinkedIn,Twitter,Total”]

 

 

BAGIKAN BERITA INI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *