Kisah Rahmad Darmawan Jual Mobil untuk Biaya Operasi Lutut

Karier Rahmad Darmawan sebagai Pelatih terbilang moncer. Terbukti dari prestasi yang direngkuh sewaktu menangani tim.

Juara kompetisi bersama Persipura dan Sriwijaya FC, hingga Pelatih terbaik Coppa Indonesia 2009 adalah buktinya.

Bersama timnas U-23, RD, begitu inisial yang melekat padanya, sukses mempersembahkan perak Asian Games pada 2011 dan 2013.

Tapi sedikit yang tahu bahwa karier Pelatih RD ini dibangun sejak masih bermain sepak bola profesional.

Sepanjang karier profesionalnya, RD antara lain membela Persija dan Persikota. Pada 1992 ia bahkan sempat bermain di klub Malaysia, Armed Force.

Dan, dalam perjalanan kariernya tersebut sosok yang kini sudah berusia 53 tahun ini sempat mengalami Cedera lutut parah yang mengharuskannya istirahat lama bahkan sempat divonis pensiun dini alias gantung sepatu.

Kisah ini diungkapkannya saat berbincang dengan pemain Persita Tangerang Hamka Hamzah di channel YouTube Hamka Story 23.

Cedera parah ini mengharuskan RD mengambil keputusan untuk operasi. “Waktu itu dokter Chehab Rukni Hilmy mengatakan ke saya harus operasi,” kenang RD.

RD mengungkapkan biaya operasi waktu itu tidak murah. Alhasil ia sampai harus menjual mobilnya untuk persiapan naik meja bedah.

Tapi kemudian operasi tersebut urung dilakukan setelah mendapat opini lain dari dokter. “Dokter mengatakan operasi dan tidak operasi sulit main bola. Pilihan susah,” kenang RD

RD memutuskan menjalani pengobatan tradisional. Memang setelah menjalani terapi tradisional RD bisa kembali bermain.

Tapi menurutnya masih ada ganjalan pada lutut kanannya. “Karena tidak ada lagi jaringan pengikatnya tidak ideal, Cedera meniskus,” kata RD lagi.

RD pun berpesan ke pemain profesional sekarang. Jika mendapati Cedera sepertinya harusnya menjalani operasi. “Jangan ikutin saya, harusnya operasi, jangan ikuti saya” tuturnya.

Selama menjalani karier sepak bola, RD mengaku prestasinya tidak terlalu wah. “Jujur di Persija hanya runner-up Piala Presiden Divisi Utama. Kalah di partai final,” ungkapnya.

Prestasi lainnya di klub yaitu juara Divisi II Persikota, Divisi I Persikota. Di level timnas RD mengaku hanya sempat mencicipi juara III SEA Games.

“Karena 1991 memang tahun yang tidak menguntungkan buat saya. Sebenarnya saya masuk skuadnya Anatoli Polosin. 90 kita ikut persiapan seleksi, tapi tiba-tiba saya harus ikut pendidikan militer membuat saya harus merelakan kesempatan,” ujar RD.

Pada 1991 timnas Indonesia juara Asian Games di bawah asuhan Polosin.

 

 

Sumber : akurat.co
Gambar : akurat.co

BAGIKAN BERITA INI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *