Stok Minyak Mentah AS Naik Bikin Harga Minyak Terpangkas

Harga minyak mentah dunia pagi ini bergerak turun setelah American Petroleum Institute (API) mengumumkan data persediaan minyak mentah AS.

Rabu (18/12/2019), harga minyak mentah jenis Brent mengalami koreksi sebesar 0,44% ke level US$ 65,81/barel. Sementara itu minyak mentah acuan Amerika Serikat WTI turun lebih dalam. Harga minyak WTI terpangkas 0,62% ke level US$ 60,56.

Pekan lalu saat Amerika Serikat dan China dikabarkan telah mencapai kesepakatan dagang fase-I, harga emas melonjak cukup tinggi.

Presiden AS ke-45 Donald Trump mengatakan bea masuk importasi produk China yang seharusnya berlaku pada 15 Desember resmi dibatalkan.

Sementara itu, China sepakat akan mengimpor produk dan jasa Amerika senilai US$ 200 miliar dalam dua tahun ke depan. Beijing berkomitmen akan membeli produk pertanian AS tambahan hingga US$ 32 miliar dalam dua tahun.

Artinya Negeri Panda akan membeli produk pertanian AS seperti gandum, jagung dan padi serta produk lain senilai US$ 16 miliar dalam setahun.

Walau AS dan China belum mendetailkan poin-poin yang tertuang dalam kesepakatan dagang antara kedua belah pihak, pasar merespon positif kabar tersebut. Euforia tersebut masih berlanjut hingga penutupan perdagangan kemarin.

Namun kini saatnya pelaku pasar kembali melihat faktor fundamental seperti permintaan dan pasokan. Walau AS dan China sepakati perjanjian tahap awal, perkembangan ekonomi global serta dampaknya harus terus dipantau.

Selain itu dari sisi pasokan, organisasi negara pengekspor minyak dan afiliasinya yang tergabung dalam OPEC+ awal Desember ini memutuskan untuk memangkas produksi minyak lebih dalam menjadi 1,7 juta barel per hari (bpd). Kebijakan tersebut mulai berlaku awal tahun depan.

Namun, harga minyak pagi ini mengalami koreksi setelah API mengumumkan persediaan minyak mentah AS periode mingguan naik 4,7 juta barel hingga 13 Desember lalu. Persediaan ini melonjak dari minggu sebelumnya yang bertambah 1,4 juta barel.

Kabar teranyar JP Morgan meramalkan tahun depan pasar akan diwarnai dengan kenaikan harga minyak. Bank investasi tersebut merevisi perkiraan harga minyak di tahun 2020 menjadi US$ 64,5/barel untuk minyak jenis Brent dari sebelumnya US$ 59/barel.

Alasan JP Morgan memberikan outlook positif untuk pasar minyak mentah tahun depan adalah pemangkasan produksi minyak oleh OPEC dan kondisi ekonomi yang membaik di tahun 2020. Melansir Reuters

Outlook positif juga tercermin dari perilaku pada pengelola dana (hedge fund) yang mengambil posisi net long untuk kontrak minyak senilai 775 juta barel lebih tinggi dari posisi Oktober yang hanya 437 juta barel.

Posisi net long yang diambil oleh para pengelola dana ini mengindikasikan optimisme terhadap harga minyak ke depan. Pada pengelola dana percaya bahwa ekonomi akan terhindar dari resesi dan keputusan OPEC+ diharapkan menghindarkan pasar dari risiko kelebihan pasokan.

 

 

 

 

 

Sumber : cnbcindonesia.com
Gambar : ANTARA News

 

 

 

 

[social_warfare buttons=”Facebook,Pinterest,LinkedIn,Twitter,Total”]

BAGIKAN BERITA INI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *