Dolar dan Euro Bergejolak Usai Rudal Rusia Salah Arah dan Nyasar ke Polandia

Kurs dolar dan euro bergejolak dengan kedua mata uang pada akhir perdagangan Selasa (Rabu pagi WIB). Investor mencoba untuk menafsirkan laporan tentang rudal Rusia yang salah arah, mungkin telah mengenai anggota NATO Polandia dan menewaskan dua orang.

Melansir Antara, Rabu, 16 November 2022, euro telah melemah tajam terhadap safe-haven dolar sementara ekuitas memangkas keuntungan setelah laporan Polandia memicu kekhawatiran perang sembilan bulan antara Rusia dan Ukraina dapat meningkat.

Petugas pemadam kebakaran mengatakan dua orang tewas dalam ledakan di Przewodow, sebuah desa di Polandia timur dekat perbatasan dengan Ukraina. Sementara seorang pejabat NATO mengatakan aliansi sedang menyelidiki laporan ledakan itu berasal dari rudal Rusia.

Tetapi kementerian pertahanan Rusia menampik hal itu. “Tidak ada serangan terhadap sasaran di dekat perbatasan negara Ukraina-Polandia yang dilakukan dengan alat penghancur Rusia,” katanya.

Sementara itu, Pentagon mengatakan tidak dapat mengonfirmasi laporan tersebut dan Gedung Putih mengatakan sedang bekerja sama dengan pemerintah Polandia untuk mengumpulkan informasi.

“Pasar sangat sensitif sekarang karena Ukraina telah merebut kembali lebih banyak wilayah yang telah direbut Rusia setelah perang dimulai,” kata Kepala Strategi Pasar di Bannockburn Global Forex, Marc Chandler.

Euro terakhir naik 0,38 persen pada 1,0364 dolar setelah jatuh sebanyak 0,44 persen menyusul laporan dari Polandia. Indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap sekeranjang mata uang utama terakhir turun 0,23 persen setelah naik sebanyak 0,42 persen menyusul laporan dari Polandia.

Berita tentang ledakan tersebut telah membayangi kenaikan euro sebelumnya setelah data ekonomi AS menunjukkan pelonggaran inflasi.

Menurut data Departemen Tenaga Kerja, indeks harga produsen (IHP) AS naik 8,0 persen selama 12 bulan hingga Oktober dibandingkan dengan ekspektasi ekonom sebesar 8,3 persen dan kenaikan September 8,4 persen.

Data tersebut, menyusul kenaikan harga konsumen Oktober yang lebih kecil dari perkiraan, mendorong investor yang telah memantau data inflasi dengan cermat untuk tanda-tanda Federal Reserve dapat memperlambat kenaikan suku bunga, yang ditujukan untuk meredam kenaikan harga-harga.

Sebelum data AS, euro, poundsterling, dan krona Swedia telah meningkat tajam terhadap dolar karena para pedagang menilai sejumlah data ekonomi, termasuk angka pekerjaan Inggris dan zona euro, ditambah sentimen ekonomi Jerman.

Indeks dolar telah jatuh pada hari sebelumnya ke terendah sesi 105,34, titik terendah sejak Agustus. Greenback terakhir turun 0,65 persen terhadap yen Jepang di 139,025.

Poundsterling naik 0,95 persen pada 1,1870 dolar setelah sebelumnya naik sebanyak 2,27 persen, yang menempatkannya pada level tertinggi tiga bulan terhadap dolar.

 

 

 

 

Sumber : medcom.id
Gambar : Kompas.com

BAGIKAN BERITA INI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *