Kemarin di Atas Angin, Kini Dolar AS Tak Bernyali Menguat saat Poundsterling Perkasa

Kurs dolar Amerika Serikat (USD) melemah pada akhir perdagangan Kamis waktu setempat (Jumat pagi WIB), di tengah momentum euro dan poundsterling Inggris. Indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama, turun 0,31 persen menjadi 112,2540.

Mengutip Xinhua, Jumat, 30 September 2022, pada akhir perdagangan New York, euro meningkat menjadi USD0,9793 dibandingkan dengan USD0,9748 pada sesi sebelumnya, dan poundsterling Inggris naik menjadi USD1,1058 dibandingkan dengan USD1,0903 pada sesi sebelumnya. Dolar Australia turun menjadi USD0,6478 dibandingkan dengan 0,6526 dolar.

Dolar AS dibeli 144,40 yen Jepang, lebih tinggi dibandingkan dengan 143,99 yen Jepang pada sesi sebelumnya. Dolar AS meningkat menjadi 0,9779 franc Swiss dibandingkan dengan 0,9759 franc Swiss, dan meningkat menjadi 1,3707 dolar Kanada dibandingkan dengan 1,3616 dolar Kanada.

Di sisi lain, bursa saham Amerika Serikat terpantau turun tajam pada akhir perdagangan Kamis waktu setempat (Jumat pagi WIB), karena aksi jual kembali terjadi di Wall Street. Sejauh ini para pedagang terus mengkhawatirkan terjadinya resesi akibat The Fed terus aktif menaikkan suku bunga guna memerangi inflasi.

Indeks Dow Jones Industrial Average merosot 458,13 poin atau 1,54 persen menjadi 29.225,61. Sedangkan indeks S&P 500 turun 78,57 poin atau 2,11 persen menjadi 3.640,47 di penutupan terendah baru untuk tahun ini. Indeks Komposit Nasdaq turun 314,13 poin atau 2,84 persen menjadi 10.737,51.

Semua 11 sektor utama S&P 500 ditutup di wilayah merah, dengan sektor utilitas dan konsumen masing-masing turun 4,07 persen dan 3,38 persen, memimpin kerugian. Saham Apple jatuh 4,9 persen pada Kamis waktu setempat setelah analis Bank of America menurunkan peringkat saham menjadi netral dari beli.

Di sisi ekonomi, Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan bahwa klaim pengangguran awal negara, cara kasar untuk mengukur PHK, turun 16 ribu menjadi 193 ribu dalam pekan yang berakhir 24 September. Angka tersebut, level klaim terendah sejak akhir April, menguat akibat ekspektasi bahwa Federal Reserve akan melanjutkan kampanye kenaikan suku bunganya.

Setelah periode penurunan tanpa henti, Wall Street bangkit kembali pada Rabu waktu setempat dengan Dow ditutup naik lebih dari 500 poin. “Kami tetap skeptis suasana yang lebih tenang di pasar pada Rabu menandai berakhirnya periode baru-baru ini dari peningkatan volatilitas atau sentimen risk-off,” kata Analis UBS dalam sebuah catatan.

 

 

 

 

 

Sumber : medcom.id
Gambar : Tribunnews.com

BAGIKAN BERITA INI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *