Dolar AS Tumbang di Tengah Rilis Data Indeks Harga Produsen

Kurs dolar Amerika Serikat (USD) melemah pada akhir perdagangan Rabu waktu setempat (Kamis pagi WIB), karena para pedagang mencerna laporan indeks harga produsen (PPI) Amerika Serikat (AS) di Agustus. Indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama, turun 0,14 persen menjadi 109,6580.

Mengutip Xinhua, Kamis, 15 September 2022, pada akhir perdagangan New York, euro naik menjadi USD0,9982 dibandingkan dengan USD0,9979 di sesi sebelumnya, dan poundsterling Inggris naik menjadi USD1,1541 dibandingkan dengan USD1,1503 di sesi sebelumnya. Dolar Australia naik menjadi USD0,6740 dibandingkan dengan USD0,6738.

Sedangkan dolar AS dibeli 143,15 yen Jepang, lebih rendah dibandingkan dengan 144,37 yen Jepang pada sesi sebelumnya. Dolar AS naik menjadi 0,9632 franc Swiss dibandingkan dengan 0,9607 franc Swiss, dan naik menjadi 1,3177 dolar Kanada dibandingkan dengan 1,3154 dolar Kanada.

Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan bahwa PPI negara itu, yang mengukur biaya barang di gerbang pabrik, turun 0,1 persen pada Agustus, sebagian besar karena harga bensin yang lebih murah. Angka tersebut kira-kira sejalan dengan ekspektasi pasar.

Di sisi lain, saham-saham AS bergerak naik tipis pada akhir perdagangan Rabu waktu setempat (Kamis pagi WIB), karena Wall Street berjuang untuk pulih dari aksi jual harian terburuk dalam lebih dari dua tahun. Sedangkan The Fed diperkirakan bakal menaikkan suku bunga dalam jumlah besar usai inflasi AS masih panas.

Indeks Dow Jones Industrial Average meningkat 30,12 poin atau 0,10 persen menjadi 31.135,09. Sedangkan indeks S&P 500 naik 13,32 poin atau 0,34 persen menjadi 3.946,01. Kemudian indeks Komposit Nasdaq naik 86,11 poin atau 0,74 persen menjadi 11.719,68.

Sebanyak enam dari 11 sektor utama S&P 500 berakhir di area hijau, dengan sektor energi dan konsumen masing-masing naik 2,85 persen dan 1,3 persen, melampaui sisanya. Sedangkan sektor real estate tergelincir 1,39 persen, kelompok dengan kinerja terburuk.

Sementara itu, tingkat inflasi AS bergerak lebih kuat dari yang diharapkan pada Agustus. Kondisi itu kemungkinan menjaga Federal Reserve di jalur untuk melakukan kenaikan suku bunga 75 basis poin ketiga berturut-turut guna mendinginkan inflasi Negara Paman Sam yang panas.

 

 

 

 

Sumber : medcom.id
Gambar : Tempo.co

BAGIKAN BERITA INI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *