Kenaikan Komoditas Migas Sebabkan Mata Uang Dolar AS Lampaui Euro

Mata uang dolar AS naik ke level tertinggi baru 20 tahun pada akhir perdagangan Rabu (Kamis pagi WIB). Sementara euro jatuh ke level terendah baru dua dekade karena kenaikan migas.

Dolar AS dan euro sedikit berubah setelah rilis risalah dari pertemuan Federal Reserve pada Juni, ketika bank sentral AS menaikkan suku bunga sebesar 75 basis poin dalam upaya untuk menahan inflasi.

Sebelumnya, indeks dolar, yang melacak greenback terhadap enam mata uang lainnya, melesat di atas 107 sementara euro jatuh di bawah USD 1,02, kedua level terakhir terlihat pada Desember 2002. Indeks dolar telah naik 12 persen tahun ini dan ditetapkan untuk tahun terbaik sejak 2014.

Dolar AS telah menguat karena harga energi tinggi dan Federal Reserve telah menaikkan suku bunga lebih cepat daripada kebanyakan bank-bank sentral lainnya.

“Anda memiliki faktor makro tradisional yang mendorong kekuatan dolar saat ini daripada langkah yang merugikan risiko,” ujar Kepala Strategi Perdagangan Makro Global di Credit Suisse Shahab Jalinoos dikutip dari Antara, Kamis, 7 Juli 2022.

Amerika Serikat adalah pengekspor energi sementara itu Jerman, negara dengan ekonomi terbesar di Uni Eropa, mengalami defisit perdagangan untuk pertama kalinya sejak 1991.

“Suku bunga tinggi di AS dan pergeseran perdagangan yang bermanfaat bagi AS menambah keberlanjutan kekuatan dolar AS,” tambah Jalinoos.

Indeks dolar naik 0,498 persen menjadi 107,04, dengan euro turun 0,8 persen menjadi USD 1,0184. Indeks mencapai tertinggi 107,27 dan euro tergelincir 1,0 persen ke level terendah USD 1,063 di awal sesi.

Goldman Sachs menaikkan perkiraan harga gas alamnya, dengan mengatakan bahwa pemulihan total aliran gas Rusia melalui Nordstream 1 bukan lagi skenario yang paling mungkin.

Semua ladang minyak dan gas yang terkena dampak pemogokan di sektor perminyakan Norwegia diperkirakan akan kembali beroperasi penuh dalam beberapa hari.

Para analis memperkirakan kebangkitan cepat harga minyak karena ketatnya pasokan berlanjut dan karena spread bulan depan telah bertahan meskipun harga turun pada Selasa, 5 Juli 2022.

“Bukan hanya ancaman tidak terkirim (gas) yang membebani euro,” kata Penasihat Valas dan Suku Bunga di Berenberg Moritz Paysen.

“Biaya energi yang sudah tinggi menjadi beban. Biaya energi di Eropa berkali-kali lipat lebih tinggi daripada di AS,” tambah Paysen.

Perbedaan antara siklus pengetatan bank sentral di seluruh Atlantik tetap menjadi fokus investor. Euro turun ke level terendah terhadap franc Swiss sejak bank sentral Swiss (SNB) meninggalkan batas mata uangnya pada tahun 2015. Mata uang tunggal turun 0,6 persen ke level terendah baru tujuh tahun di 0,9879.

 

 

 

 

Sumber : medcom.id
Gambar : medcom.id

BAGIKAN BERITA INI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *