Ekonomi Jepang Terkontraksi di Kuartal III-2021

Ekonomi Jepang terkontraksi jauh lebih cepat dari yang diperkirakan pada kuartal ketiga 2021. Hal tersebut terjadi karena gangguan pasokan global dan kasus baru covid-19 menghantam pengeluaran bisnis dan konsumen, yang imbasnya meningkatkan tantangan bagi rencana pertumbuhan pemerintah baru.

Sementara itu, banyak analis memperkirakan ekonomi terbesar ketiga di dunia itu bakal pulih pada kuartal ini. Akan tetapi kemacetan produksi global kian memburuk dan menimbulkan peningkatan risiko terhadap prospek.

“Kontraksi jauh lebih besar dari yang diharapkan karena kendala rantai pasokan, yang memukul produksi dan belanja modal dengan keras,” kata Kepala Ekonom Norinchukin Research Institute Takeshi Minami, dilansir dari Channel News Asia, Rabu, 17 November 2021.

“Kami memperkirakan ekonomi akan rebound pada kuartal ini tetapi laju pemulihan akan lambat karena konsumsi tidak dimulai dengan baik bahkan setelah pembatasan covid-19 dilonggarkan pada akhir September,” tambahnya.

Ekonomi Jepang menyusut tiga persen secara tahunan pada Juli hingga September setelah direvisi naik 1,5 persen pada kuartal pertama, data Produk Domestik Bruto (PDB) awal menunjukkan, dibandingkan dengan perkiraan pasar rata-rata untuk 0,8 persen.

PDB yang lemah kontras dengan pembacaan yang lebih menjanjikan dari negara-negara maju lainnya seperti Amerika Serikat, yang melihat ekonominya tumbuh dua persen pada kuartal ketiga karena permintaan terpendam yang kuat. Pada basis kuartal-ke-kuartal, PDB Jepang turun 0,8 persen dibandingkan dengan perkiraan pasar untuk penurunan 0,2 persen.

Fumio Kishida

Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida berencana untuk menyusun paket stimulus ekonomi skala besar senilai beberapa puluh triliun yen. Akan tetapi beberapa ekonom skeptis tentang dampaknya terhadap pertumbuhan jangka pendek.

“Paket tersebut kemungkinan menjadi kumpulan langkah-langkah pertumbuhan jangka pendek dan jangka panjang, dan fokusnya mungkin kabur, sehingga tidak akan berdampak banyak dalam jangka pendek,” kata Minami.

Konsumsi turun 1,1 persen pada Juli hingga September dari kuartal sebelumnya setelah naik 0,9 persen pada April hingga Juni. Belanja modal juga turun 3,8 persen setelah naik 2,2 persen direvisi pada kuartal sebelumnya. Permintaan domestik memangkas 0,9 persen poin terhadap pertumbuhan PDB.

 

 

 

Sumber : medcom.id
Gambar : Katadata

BAGIKAN BERITA INI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *