Dolar AS Menguat Tipis saat Pertemuan Kebijakan Fed Berlangsung

Dolar AS sedikit menguat pada akhir perdagangan Selasa waktu setempat (Rabu pagi WIB). Kondisi itu terjadi ketika Federal Reserve AS memulai pertemuan kebijakan dua hari di mana diperkirakan mengumumkan mulai mengurangi pembelian aset besar-besaran yang dilakukan pada awal pandemi covid-19.

Mengutip Antara, Rabu, 3 November 2021, investor dalam beberapa pekan terakhir telah memperkirakan gelombang pengetatan dari bank-bank sentral karena mereka bertaruh para pembuat kebijakan cukup khawatir tentang kenaikan inflasi untuk mengakhiri tingkat pelonggaran era pandemi.

Bank sentral Australia (RBA) pada Selasa waktu setempat memberikan nada yang lebih dovish daripada yang diantisipasi investor, dalam pertemuan pertama dari beberapa bank sentral minggu ini, mengirim Aussie ke kerugian satu hari terbesar sejak 29 September.

The Fed akan mengumumkan keputusan kebijakannya pada Rabu waktu setempat, dan bank sentral Inggris (BoE) akan melakukannya pada Kamis waktu setempat. “Tema inflasi yang tidak terkendali dan memaksa bank-bank sentral untuk bertindak sedang berlangsung,” kata kata Analis Pasar Senior Oanda Edward Moya.

Indeks dolar

Indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap sekeranjang mata uang utama saingannya, naik 0,19 persen pada 94,106. Pasar telah sepenuhnya memperhitungkan pengumuman tapering Fed yang diharapkan, dan akan mencari petunjuk kapan bank sentral mulai menaikkan suku bunga.

“Ini akan menarik karena kita harus melihat apakah kita mendapat dorongan dari The Fed, mengingat bagaimana pasar memperkirakan menjadi sedikit agresif dalam mengantisipasi beberapa kenaikan suku bunga tahun depan,” kata Analis Pasar Senior Western Union Business Solutions Joe Manimbo.

“Perdebatan suku bunga tidak semua tentang inflasi, ini juga tentang pasar kerja dan saya pikir The Fed ingin melihat pasar kerja benar-benar mengatasi kesulitan sebelum mengakui bahwa pembuat kebijakan sedang mempertimbangkan suku bunga yang lebih tinggi,” katanya.

Bank sentral Australia tidak menampilkan pasar hawkish yang diharapkan, mengirim dolar Aussie turun 1,23 persen menjadi 0,74265 dolar AS, terlemah sejak 19 Oktober. RBA menekankan inflasi masih terlalu rendah, meskipun menghilangkan proyeksi sebelumnya suku bunga tidak mungkin naik hingga 2024 dan menurunkan target utama untuk obligasi pemerintah April 2024.

“Tidak seperti bank sentral lainnya (seperti ECB baru-baru ini), pesan RBA berhasil setidaknya sedikit mengurangi taruhan hawkish, meskipun pasar masih memperkirakan pengetatan 76 basis poin dalam 12 bulan ke depan,” kata Analis ING dalam sebuah catatan.

 

 

 

Sumber : medcom.id
Gambar : Limapagi

BAGIKAN BERITA INI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *