Konflik Myanmar Jadi Perhatian di Sela Sidang Majelis Umum PBB

Di sela-sela Sidang Majelis Umum ke-76 Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Menteri Luar Negeri Retno Marsudi kembali melakukan deretan pertemuan. Kali ini pertemuan mengenai Usaha Mikro Kecil Menegah (UMKM) dan juga forum MIKTA.

Bersama troika G20, Menlu menghadiri the 14th Global Governance Group Ministerial Meeting (3GMM). Ini adalah forum dialog yang dipimpin oleh Singapura yang beranggotakan 30 small and medium-sized UN members dengan troika G20. Forum ini turut pula dihadiri Menlu Arab Saudi, Menlu Italia, dan Presiden SMU ke-76 PBB.

“Menyongsong peran sebagai incoming Presiden G20, saya menyampaikan berbagai prioritas keketuaan Indonesia dan komitmen untuk bekerja sama dengan negara berkembang, Least Developed Countries dan Small Island Developing States, khususnya dalam memperkuat pandemic preparedness response (respons kesiapan pandemi),” ujar Menlu Retno Marsudi memberikan keterangan pers virtual dari New York pada Rabu 22 September 2021 waktu setempat atau Kamis 23 September 2021 WIB.

“Ini termasuk pertumbuhan ekonomi yang tetap memperhatikan aspek lingkungan dan akselerasi transformasi digital,” imbuhnya.

Agenda lain di lain sidang majelis umum PBB yang diikuti Menlu perempuan pertama Indonesia itu termasuk pertemuan dengan para Menlu MIKTA, yaitu Menlu Meksiko, Indonesia, Korea Selatan (Korsel), Turki dan Australia.

“Saya mendapatkan kesempatan untuk memulai diskusi mengenai isu Myanmar. Disampaikan perkembangan yang terjadi saat ini dan bagaimana Indonesia bersama dengan ASEAN terus berusaha membantu Myanmar mengatasi krisis politik dan kemanusiaan,” tutur Menlu.

ASEAN telah menunjuk Utusan Khusus dan masih terus berupaya mendapatkan jaminan akses untuk bertemu dengan semua pihak bagi Utusan Khusus ASEAN agar dapat memulai fasilitasi dialog yang inklusif.

Kondisi yang berkembang di Myanmar saat ini memberikan tantangan yang lebih bagi terjadinya dialog inklusif.

Di sisi kemanusian, menlu sampaikan bahwa bantuan kemanusiaan sudah mulai bergerak. Beberapa negara anggota MIKTA yang merupakan mitra ASEAN (Australia dan Korsel) juga memberikan bantuan melalui ASEAN.

Bantuan dari Indonesia untuk Myanmar sendiri akan dikirim pada bulan ini. Dalam pertemuan, negara-negara anggota MIKTA memberikan dukungan atas peran sentral ASEAN dalam upaya mengatasi krisis di Myanmar. Mereka paham situasi tidak mudah.

“Secara khusus, negara anggota MIKTA mengapreasi kepemimpinan Indonesia. Semua negara mengapresiasi kepemimpinan Indonesia,” imbuh Menlu Retno.

Isu lain yang dibahas dalam pertemuan MIKTA adalah perubahan iklim, pemberdayaan perempuan, dan penanganan covid-19.

Khusus mengenai penanganan covid-19, kekhawatiran mengenai politisasi dan diskriminasi vaksin sangat menonjol.

“Indonesia mengusulkan kiranya MIKTA dapat mulai membahas kemungkinan pengaturan saling pengakuan sertifikasi vaksin, PCR, dan standar protokol kesehatan,” pungkasnya.

 

 

 

 

 

 

Sumber : Medcom.id
Gambar : Medcom.id

BAGIKAN BERITA INI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *