Dolar Melemah Terbebani Data Pekerja AS

Indeks dolar Amerika Serikat (AS) lebih rendah karena sentimen data pekerjaan AS yang mengecewakan. Data menunjukkan bahwa ekonomi AS menciptakan lebih banyak pekerjaan dari yang diharapkan awal 2021 dan kehilangan banyak pekerjaan pada Desember 2020.

Investor juga tengah fokus melihat pemulihan ekonomi AS yang lebih cepat daripada kebanyakan negara. Karena itu, banyak analis percaya bahwa dolar akan tetap dalam penawaran beli dalam waktu dekat hingga menengah, setelah turun hampir 7% pada 2020.

“Sejauh divergensi ini berlanjut, itu bisa membantu dolar menguat lebih lanjutlanjut. Lagi pula, jika ekonomi AS bernasib lebih baik, investor mungkin akan lebih menyukai aset AS daripada di tempat lain,” tulis Ekonomi Capital Economics Jonas Goltermann, dilansir dari Reuters, Selasa (9/2/2021).

Meski melemah, dolar pada awal tahun telah menguat. Jonas pun mengaitkan rebound dolar dari posisi terendah akhir tahun lalu dengan keberhasilan pemerintah AS dalam meluncurkan vaksin Covid-19.

Analisis Capital Economics mencatat lebih dari 10% orang Amerika sekarang telah menerima vaksin pertama. Hal ini pun menjadi laju peluncuran vaksin lebih cepat daripada negara ekonomi besar lainnya selain Inggris.

Dalam perdagangan, euro datar terhadap dolar pada level USD1,2050. Semangat investor di zona euro secara tak terduga turun pada Februari karena penguncian menekan kasus Covid-19.

Sementara itu, dolar tergelincir 0,1% terhadap yen menjadi 105,215, setelah mundur dari level tertinggi tiga bulan yang dicapai pada hari Jumat.

 

 

 

 

Sumber : okezone.com
Gambar : Cermati.com

BAGIKAN BERITA INI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *