Dolar AS Sedang Loyo, Ini Saatnya Serok Emas

Kebijakan moneter menjadi sentimen penggerak utama harga emas minggu ini. Usai The Fed menahan kebijakan suku bunganya, dolar AS melemah dan menjadi momentum untuk emas menguat.

Jumat (18/9/2020), harga logam mulia emas mengalami penguatan 0,49% ke US$ 1.952,2/troy ons pada 09.00 WIB. Di saat yang sama indeks dolar yang mengukur posisi the greenback terhadap enam mata uang lainnya melemah 0,08%.

Dolar AS yang melemah menjadi sentimen positif bagi emas. Pasalnya logam kuning itu dibanderol dalam dolar AS, sehingga jika mata uang Paman Sam menguat, harga emas jadi lebih mahal bagi pemegang mata uang lain.

Bank sentral paling berpengaruh di dunia The Fed memutuskan untuk menahan suku bunga acuannya mendekati nol persen. The Fed bahkan mengatakan bakal menahannya untuk waktu yang cukup lama setidaknya sampai 2023.

Kebijakan moneter akomodatif yang ditempuh The Fed ini diharapkan mampu mendongkrak inflasi ke sasaran target di rata-rata 2%. Suku bunga acuan yang rendah membuat yield dan dolar AS tertekan. Opportunity cost untuk memegang aset tak berimbal hasil seperti emas pun menjadi lebih rendah.

Bahkan ancaman inflasi yang lebih tinggi di masa mendatang membuat emas menjadi instrumen yang menarik mengingat perannya sebagai aset lindung nilai (hedging) terhadap penurunan nilai mata uang.

Reuters melaporkan Bank of England (BoE) sedang melihat lebih dekat bagaimana mereka dapat memangkas suku bunga di bawah nol karena ekonomi Inggris menghadapi tiga pukulan besar dari meningkatnya kasus Covid-19, pengangguran yang lebih tinggi dan kemungkinan kejutan Brexit baru.

Sementara itu Bank of Japan (BoJ) mempertahankan kebijakan moneter stabil dan mengisyaratkan kesiapan untuk meningkatkan stimulus jika angka pengangguran akibat pandemi meningkatkan risiko deflasi.

Ketidakpastian seputar vaksin juga jadi sentimen yang turut mewarnai pasar hari ini. Sebelumnya presiden Donald Trup menyebutkan bahwa vaksin dapat didistribusikan di AS mulai Oktober.

Namun pernyataan berbeda datang dari seorang direktur Center for Disease Control & Prevention (CDC) yang mengatakan kepada parlemen bahwa vaksinasi hanya akan dilakukan kepada segelintir orang tahun ini dan tak akan didistribusikan meluas untuk enam sampai sembilan bulan.

 

 

 

 

 

Sumber : cnbcindonesia.com
Gambar : CNBC Indonesia

 

BAGIKAN BERITA INI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *