Kurs Dolar AS Melempem

Kurs dolar Amerika Serikat (USD) tergelincir pada akhir perdagangan Kamis waktu setempat (Jumat WIB), karena euro menguat setelah bank sentral Eropa (ECB) meluncurkan paket stimulus baru. Indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya, turun 0,30 persen menjadi 90,8197.

Mengutip Xinhua, Jumat, 11 Desember 2020, pada akhir perdagangan New York, euro naik menjadi USD1,2133 dari UDS1,2073 pada sesi sebelumnya, dan poundsterling Inggris turun menjadi USD1,3290 dari USD1,3394 pada sesi sebelumnya. Dolar Australia naik menjadi USD0,7527 dari USD0,7436.

Sedangkan dolar AS dibeli 104,18 yen Jepang, lebih rendah dibandingkan dengan 104,22 yen Jepang pada sesi sebelumnya. Dolar AS turun menjadi 0,8870 franc Swiss dibandingkan dengan 0,8898 franc Swiss, dan turun menjadi 1,2744 dolar Kanada dibandingkan dengan 1,2819 dolar Kanada.

Euro menguat karena ECB mengungkapkan bahwa mereka memutuskan untuk kembali memperluas program pembelian darurat pandemi sebesar 500 miliar euro. Serta memperpanjang durasi program setidaknya hingga akhir Maret 2022, sebagai bagian dari paket stimulus baru untuk meningkatkan ekonomi.

Di sisi lain, bursa saham Amerika Serikat berakhir beragam pada akhir perdagangan Kamis waktu setempat (Jumat WIB). Sentimen negatif datang lantaran data menunjukkan jumlah orang Amerika Serikat yang mengajukan tunjangan pengangguran lebih besar dari yang diperkirakan pada pekan lalu.

Indeks Dow Jones Industrial Average turun 69,55 poin atau 0,23 persen menjadi 29.999,26. S&P 500 turun 4,72 poin atau 0,13 persen menjadi 3.668,10. Indeks Komposit Nasdaq naik 66,85 poin atau 0,54 persen menjadi 12.405,81.

Sementara itu, sebanyak delapan dari 11 sektor utama S&P 500 mundur, dengan sektor industri ditutup turun 0,93 persen, memimpin penurunan. Sedangkan sektor energi naik sebanyak 2,93 persen, kelompok dengan kinerja terbaik.

Perusahaan Tiongkok yang terdaftar di AS sebagian besar diperdagangkan lebih tinggi, dengan delapan dari 10 saham teratas berdasarkan bobot di indeks Tiongkok 50 yang terdaftar di S&P AS mengakhiri hari dengan catatan optimistis.

Wall Street mempertimbangkan prospek paket tambahan bantuan covid-19 karena anggota parlemen berjuang untuk mendorong stimulus fiskal baru sebelum akhir tahun. Sedangkan klaim pengangguran AS tetap tinggi karena infeksi covid-19 yang melonjak di negara itu terus berdampak pada pasar tenaga kerja.

 

 

 

 

Sumber : medcom.id
Gambar : detikFinance

BAGIKAN BERITA INI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *