Pakar soal PPKM Level 3 Nataru Batal: Gamang, Lebih Fokus Ekonomi

Pengamat kebijakan publik Universitas Trisakti Trubus Rahardiansyah mengkritik keputusan pemerintah batal menerapkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 3 di semua wilayah Indonesia pada masa libur Natal dan tahun baru 2022 (Nataru). Menurut dia, ini menunjukkan pemerintah gamang menghadapi Nataru.

Menurut Trubus, pemerintah tidak memiliki data pasti sebelum mengambil kebijakan ini. Ia menilai, keputusan pemerintah sebelumnya hanya berdasarkan pengalaman tahun lalu.

“Ini mengindikasikan pemerintah gamang untuk menghadapi Nataru ini. Karena sebelumnya untuk menentukan kita ada gelombang ketiga juga belum ada datanya, yang ada hanya data tahun lalu, setelah libur Nataru terjadi lonjakan horor,” ungkap Trubus saat dihubungi, Selasa (7/12).

Jika berkaca pada tahun lalu, penularan virus corona (Covid-19) melonjak tajam usai momen libur Nataru. Padahal, pemerintah juga memberlakukan sejumlah pengetatan saat ini.

Trubus khawatir dengan batalnya PPKM Level 3 kali ini lonjakan penularan kasus kembali melonjak. Pasalnya, aturan pengetatan selama ini diprediksi tidak akan cukup mampu menahan mobilitas masyarakat.

Lebih Fokus Urus Ekonomi

Trubus juga melihat kebijakan pemerintah saat ini sudah lebih condong ke arah pemulihan ekonomi ketimbang kesehatan masyarakat. Sebab, ia menilai, ekonomi bakal kembali terdampak jika pemerintah kembali menerapkan PPKM Level 3 pada libur Nataru.

“Jadi memang kalau satu daerah misalnya level 2, yang satu level 3, itu aja tidak akan efektif. karena masing-masing daerah membiarkan orang masuk. Kalau dulu semua level 3 kan, semua daerah terkendali, tapi risiko ekonominya berat bagi pemerintah,” tuturnya.

Pemerintah sebelumnya batal menerapkan PPKM Level 3 di semua wilayah Indonesia pada masa libur Natal dan tahun baru (Nataru). Kebijakan itu diambil dengan membandingkan penanganan pandemi saat ini dengan tahun lalu.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menyebut tes dan telusur jadi salah satu pertimbangan. Menurutnya, jumlah tes dan telusur saat ini sudah jauh lebih tinggi dibanding akhir tahun lalu.

“Indonesia saat ini lebih siap dalam menghadapi momen Nataru. Testing dan tracing tetap berada pada tingkat yang tinggi meski kasus rendah, dan lebih baik dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu,” kata Luhut dalam keterangan tertulis di situs resmi Kemenko Marves, Senin (6/12).

 

 

 

 

Sumber : cnnindonesia.com
Gambar : CNN Indonesia

BAGIKAN BERITA INI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *