Marquez Bikin MotoGP Tidak Seru dan Rossi Tak Berdaya

Meraih 12 kemenangan, sepuluh posisi pole, unggul 151 poin di akhir musim dan memastikan gelar juara saat menyisakan empat seri balapan. Itu adalah gambaran statistik dominasi Marc Marquez di MotoGP 2019.

Dominasi Marquez di MotoGP memang sudah terlihat sejak pebalap asal Spanyol itu promosi pada 2013. Tapi, musim ini dominasi Marquez sudah kelewat batas karena pebalap Repsol Honda itu tidak memberi kesempatan rival untuk memberi perlawanan.

Rival terdekat Marquez di MotoGP 2019, Andrea Dovizioso musim ini mengoleksi 269 poin yang merupakan rekor pribadi dalam satu musim bagi sang pebalap Ducati itu. Tetap saja Marquez mampu unggul hingga 151 poin di puncak klasemen.

MotoGP 2019 bisa dibilang sebagai musim yang aneh, karena Marquez melibas semua persaingan tanpa terdeteksi sebelumnya. Padahal di awal musim dominasi Marquez dan Repsol Honda tidak terlalu terlihat pada tes pra-musim.

Di awal musim Marquez juga terlihat kesulitan setelah Andrea Dovizioso meraih kemenangan di balapan perdana di MotoGP Qatar. Meski sempat meraih kemenangan di MotoGP Argentina, pebalap 26 tahun itu kemudian gagal finis di MotoGP Amerika Serikat yang biasanya menjadi ‘rumah’ Marquez.

Sejak gagal finis di Austin, Texas, Marquez bukannya menunjukkan penampilan yang hati-hati. Juara dunia MotoGP enam kali itu justru menggila dan mengambil risiko lebih sering. Hasilnya sangat luar biasa. Marquez selalu mampu finis posisi dua besar termasuk 11 kemenangan usai MotoGP Amerika Serikat.

Musim ini juga aneh karena Marquez mampu tampil cepat di sejumlah trek yang biasanya Honda kesulitan, seperti Mugello, Red Bull Ring dan Silverstone.

“Musim ini kolaborasi Honda dan Marquez melakukan sesuatu yang gila. Mereka mencetak rekor poin dan merebut semua gelar juara dunia. Marquez melakukan semuanya sendiri. Dia terlalu kuat untuk semua pebalap,” ujar Dovizioso.

Rossi Tak Berdaya

MotoGP 2019 juga ditandai dengan keterpurukan Valentino Rossi bersama Yamaha. The Doctor mengalami musim terburuk bersama Yamaha dengan hanya mampu merebut 174 poin dan menduduki posisi tujuh klasemen akhir.

Rossi hanya meraih dua finis podium di MotoGP Argentina dan Amerika Serikat dan gagal naik podium pada paruh kedua musim. Pebalap 40 tahun itu bahkan dikalahkan pebalap rookie Fabio Quartararo di klasemen akhir MotoGP 2019.

Hasil buruk di MotoGP 2019 membuat Rossi mempertimbangkan pensiun usai musim 2020. Juara dunia Grand Prix sembilan kali itu menganggap tidak ada gunanya melanjutkan karier jika kembali terpuruk di MotoGP 2020. Rossi akan mengambil keputusan pada paruh pertama musim 2020.

Musim ini juga akan selalu diingat sebagai musim terakhir Jorge Lorenzo, salah satu pebalap terhebat dalam sejarah MotoGP. Lorenzo memutuskan pensiun dari MotoGP setelah terpuruk bersama Repsol Honda.

MotoGP 2019 menjadi musim terburuk sepanjang karier Lorenzo. Pebalap asal Spanyol itu hanya berada di posisi 19 klasemen akhir dengan torehan 28 poin. Lorenzo bahkan tidak pernah finis di posisi sepuluh besar musim ini.

Cedera yang tidak kunjung pulih dan kesulitan beradaptasi dengan sepeda motor RC213V membuat Lorenzo memutuskan pensiun, mengakhiri kontrak lebih cepat dengan Honda.

MotoGP 2020 diharapkan bisa lebih seru daripada musim ini. Musim depan juga berpeluang menciptakan cerita lebih menarik dan banyak drama bisa terjadi. Banyak pertanyaan-pertanyaan yang jawabannya akan terungkap di MotoGP 2020.

Setidaknya ada dua pertanyaan yang muncul saat ini, pertama apakah Quartararo mampu mengakhiri dominasi Marquez dan kedua apakah Rossi akan pensiun dari MotoGP.

 

 

 

 

 

Sumber : cnnindonesia.com
Gambar : cnnindonesia.com

 

 

 

 

[social_warfare buttons=”Facebook,Pinterest,LinkedIn,Twitter,Total”]

BAGIKAN BERITA INI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *