Arah Yen Ditentukan Bank Sentral China, Kok Bisa?

Mata uang yen kembali menguat melawan pada perdagangan Kamis (8/8/19) akibat kecemasan akan currency war atau perang dagang semakin menguat. Hal tersebut tercermin bursa saham yang kembali berguguran, dan investor mengalihkan investasinya ke aset-aset aman atau safe haven.

Dimana Yen merupakan mata uang yang menyandang status tersebut.

Pada 7:15 WIB, yen diperdagangkan di level 106,13/US$ atau menguat 0,12% di pasar spot, melansir data Refinitiv.

Kecemasan pelaku pasar akan pelambatan ekonomi muncul akibat eskalasi perang dagang Amerika Serikat (AS) dengan China, plus potensi perang mata uang. Kombinasi dua hal tersebut bahkan dikatakan dapat memicu Great Depression yang melanda AS di tahun 1930an.

Adalah profesor ekonomi di Cornell University, Stephen Charles Kyle, mengatakan potensi kenaikan tarif impor dan depresiasi mata uang mempercepat langkah ekonomi memasuki Great Depression pada tahun 1930.

“Kita bahkan tidak ingin berada pada langkah awal di jalur ini. Inilah yang persis terjadi saat Great Depression 1930: setiap negara menaikkan tarif impor, dan bersaing dengan mitra dagangnya dengan mendepresiasi nilai tukar mata uangnya. Beberapa tahun setelahnya, berdagangan global hampir berhenti total” kata Kyle sebagaimana dikutip Washington Post.

Pemerintah AS sudah coba meredam kecemasan pelaku pasar. Mengutip Reuters, AS dikabarkan siap untuk kembali bernegosiasi dengan China di Washington awal bulan depan.

“Beliau (Presiden AS Donald Trump) ingin membuat kesepakatan dan melanjutkan negosiasi. Harus ada dua orang untuk menari tango,” kata Lawrence ‘Larry’ Kudlow, Penasihat Ekonomi Gedung Putih.

Bahkan Kudlow mengungkapkan AS siap untuk mengkaji ulang kebijakan bea masuk jika dialog dagang dengan China membuahkan hasil yang memuaskan. “Situasi bisa berubah mengenai kebijakan bea masuk. Bapak Presiden terbuka terhadap perubahan, jika pembicaraan dengan China positif,” paparnya.

Namun, sepertinya AS masih “menari tango” sendiri, China belum merespon niat baik tersebut. Malah Bank Sentral China (People’s Bank of China/PBoC) kembali menetapkan nilai tengah yuan lebih lemah dari sebelumnya.

PBoC Rabu kemarin menetapkan kurs yuan di level 6,9996/US$ sedikit di bawah level 7/US$, tetapi sekali lagi mekanisme pasar membuat kurs yuan kembali ke atas 7/US$.

Sebagai informasi PBoC setiap hari menetapkan nilai tengah yuan, dan membiarkannya bergerak menguat atau melemah maksimal 2% dari nilai tengah.

Penetapan nilai tengah yuan hari ini bisa menentukan arah pergerakan yen. Jika PBoC menetapkan kurs yuan lebih lemah lagi alias di atas 7/US$, maka kecemasan akan perang mata uang akan semakin nyata dan yen berpotensi terus menguat.

 

 

 

 

 

Sumber : cnbcindonesia.com
Gambar : CoinDesk

 

 

 

 

[social_warfare buttons=”Facebook,Pinterest,LinkedIn,Twitter,Total”]

 

BAGIKAN BERITA INI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *