Pertamina Bisa Hemat Devisa 4 Miliar Dollar AS dari Pengelolaan Blok Rokan

PT Pertamina Persero menyambut baik keputusan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) yang mempercayakan pengelolaan Blok Rokan kepada perseroan. Pelaksana tugas Direktur Utama PT Pertamina Nicke Widyawati mengaku siap mengelola blok dengan produksi lebih dari 200.000 barel oil per hari tersebut.

Nicke meyakini pengelolaan Blok Rokan akan mengurangi impor minyak dan menghemat devisa. “Sesuai proposal yang telah kami sampaikan kepada pemerintah, dengan mengelola Blok Rokan akan meningkatkan produksi hulu Pertamina yang akan mengurangi impor minyak, sehingga bisa menghemat devisa sekitar 4 miliar dollar AS per tahun, serta menurunkan biaya produksi hilir secara jangka panjang,” ujar Nicke dalam keterangan tertulis, Rabu (1/8/2018).

Keputusan tersebut diambil atas dasar pertimbangan bisnis dan ekonomi setelah mengevaluasi pengajuan proposal Pertamina yang dinilai lebih baik dalam mengelola blok tersebut. Nicke meyakini Pertamina mampu bersaing dengan kontrator kontrak kerjasama lainnya.

Menurut dia, karakteristik minyak di Blok Rokan sesuai dengan konfigurasi kilang nasional. Nantinya akan diolah di dalam negeri, antara lain di kilang Balongan, Dumai, Plaju, da Balikpapan. Untuk mempertahankan produksi, Pertamina akan memanfaatkan teknologi Enhance Oil Recovery (EOR) yang juga telah diterapkan di lapangan-lapangan migas Pertamina, seperti di Rantau, Jirak, Tanjung yang dikelola Pertamina EP.

Termasuk penerapan steamflood yang juga sudah dilakukan dan berhasil di lapangan PHE Siak. “Kami menilai pemerintah mempertimbangakan keputusan ini dengan matang, dalam rangka ketahanan energi nasional, penghematan devisa dan potensi peningkatan deviden bagi negara,” kata Nicke. “Dengan kepercayaan ini, kami akan mengoptimalkan sumber daya anak bangsa, yang telah berpengalaman mengelola blok migas sebelumnya,” lanjut dia.

Sebelumnya diberitakan, PT Pertamina akan mengelola Blok Rokan yang habis pada 2021 mendatang. Perseroan berhasil menyingkirkan Chevron yang sudah mengelola Blok ini selama 50 tahun. Wakil Menteri ESDM Arcandra Tahar mengatakan, potensi pendapatan negara selama 20 tahun ke depan sebesar 57 miliar dollar AS atau atau sekitar Rp 825 triliun.

“Signature bonus 784 juta dollar AS dan komitmen kerja pasti sebesar 500 juta dollar AS,” ungkap dia. Selanjutnya, pemerintah memutuskan setelah PSC dengan Pertamina ditandatatangani, maka fokus berikutnya Chevron dan Pertamina akan melakukan kegiatan transkasi sampai dengan masa kontrak habis guna menjaga produksi yang tidak turun.

 

 

 

 

Sumber Berita : kompas.com
Sumber foto : cdcindonesia.com

 

 

 

[social_warfare buttons = “Facebook, Pinterest, LinkedIn, Twitter, Total”]

BAGIKAN BERITA INI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *