Dolar AS Menguat Beri Dukungan The Fed Hawkish Lebih Lama

Dolar AS menguat terhadap sebagian besar mata uang utama dunia pada akhir perdagangan Kamis (Jumat pagi WIB), setelah data ekonomi AS menunjukkan kekuatan pasar tenaga kerja yang dapat membuat kebijakan Federal Reserve hawkish lebih lama.

Jumlah orang Amerika yang mengajukan klaim baru untuk tunjangan pengangguran meningkat lebih rendah dari perkiraan minggu lalu. Hasil itu menunjukkan pasar tenaga kerja yang masih ketat, sementara ekonomi pulih lebih cepat pada kuartal ketiga dari perkiraan sebelumnya.

Ketahanan pasar tenaga kerja menjaga bank sentral AS pada sikap pengetatan kebijakan yang agresif, dengan Fed minggu lalu memproyeksikan setidaknya menaikkan 75 basis poin terhadap biaya pinjaman pada akhir tahun 2023.

Bank sentral telah menaikkan suku bunga kebijakan sebesar 425 basis poin tahun ini dari mendekati nol hingga ke kisaran 4,25 persen – 4,50 persen, tertinggi sejak akhir 2007.

“Dolar naik karena data yang lebih kuat dari perkiraan pagi ini mengangkat ekspektasi suku bunga untuk tahun baru,” kata Kepala Strategi Pasar Corpay Karl Schamotta dilansir Antara, Jumat, 23 Desember 2022.

“Masih belum ada bukti bahwa kenaikan suku bunga Federal Reserve telah menghasilkan ‘periode berkelanjutan dari pertumbuhan di bawah tren’ yang telah diantisipasi oleh para pembuat kebijakan – dan banyak pelaku pasar -, sehingga kemungkinan besar bank sentral akan dipaksa untuk memperketat lebih lanjut,” jelasnya.

Euro 0,15 persen lebih rendah terhadap dolar AS di 1,05905 dolar, setelah naik setinggi 0,5 persen di awal sesi.

Sementara itu, dolar hampir datar terhadap yen di 132,49 yen, tidak jauh dari level terendah empat bulan di 130,58 yen pada Selasa, 20 Desember 2022, setelah perubahan tak terduga pada kontrol imbal hasil obligasi bank sentral Jepang (BoJ) memicu taruhan bullish yen.

Greenback sejauh ini gagal untuk memulihkan penurunan 3,8 persen yang signifikan setelah berita pada Selasa, 20 Desember 2022.

Poundsterling jatuh ke level terendah baru tiga minggu dan turun 0,44 persen pada 1,20315 dolar setelah data menunjukkan ekonomi Inggris berkontraksi sedikit lebih besar dari yang diperkirakan.

Sementara itu, rubel memulihkan beberapa kerugian besar minggu ini setelah tenggelam ke level terendah hampir delapan bulan dalam sesi yang fluktuatif, karena prospek periode pajak akhir bulan yang menguntungkan mengurangi kekhawatiran tentang sanksi Barat terhadap minyak dan gas Rusia. Dolar turun sekitar 2,9 persen terhadap rubel pada 68,95.

 

 

 

Sumber : medcom.id
Gambar : Tempo.co

BAGIKAN BERITA INI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *