Dolar Masih Melemah, Ketularan Penurunan Imbal Hasil Obligasi AS

Kurs dolar Amerika Serikat (USD) melemah terhadap rival utama pada akhir perdagangan Selasa waktu setempat (Rabu pagi WIB) di tengah melemahnya imbal hasil obligasi pemerintah. Indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama, turun 1,5 persen menjadi 110,0690.

Mengutip Xinhua, Rabu, 5 Oktober 2022, pada akhir perdagangan New York, euro naik menjadi USD1 dibandingkan dengan USD0,9821 di sesi sebelumnya, dan poundsterling Inggris naik menjadi USD1,1479 dari USD1,1313 di sesi sebelumnya. Dolar Australia turun menjadi USD0,6498 dibandingkan dengan USD0,6517.

Sedangkan dolar AS dibeli 143,93 yen Jepang, lebih rendah dibandingkan dengan 144,72 yen Jepang pada sesi sebelumnya. Dolar AS turun menjadi 0,9787 franc Swiss dibandingkan dengan 0,9930 franc Swiss, dan turun menjadi 1,3510 dolar Kanada dibandingkan dengan 1,3635 dolar Kanada.

Di sisi lain, indeks utama di Wall Street menguat pada penutupan perdagangan Selasa waktu setempat (Rabu pagi WIB). Kenaikan indeks utama ini melanjutkan tren dari kemarin seiring dengan melemahnya dolar AS dan membaiknya harga minyak.

Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) naik sebanyak 2,80 persen dengan berada pada level 30.316. Indeks S&P 500 naik 3,06 persen dengan berada pada level 3790. Kemudian indeks Nasdaq naik 3,34 persen dengan berada pada level 11.176.

Saham-saham yang melonjak adalah Twitter Inc dengan naik 22,2 persen. Kemudian ada Carnival Corp yang naik 13,28 persen serta Caesars Entertainment yang naik 11,42 persen. Disusul dengan Goldman Sachs dan JP Morgan Chase yang naik masing-masing sebesar 5,2 persen dan 4,6 persen.

Harga minyak melanjutkan lintasan kenaikannya pada akhir perdagangan Selasa waktu setempat (Rabu pagi WIB), di tengah ekspektasi penurunan besar produksi minyak mentah dari kelompok produsen OPEC+ dan karena dolar AS yang lebih lemah membuat pembelian minyak lebih murah.

Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman November terdongkrak USD2,89 atau hampir 3,5 persen menjadi USD86,52 per barel di New York Mercantile Exchange. Minyak mentah Brent untuk pengiriman Desember bertambah USD2,94 atau 3,3 persen menjadi USD91,8 per barel di London ICE Futures Exchange.

 

 

 

 

Sumber : medcom.id
Gambar : Tribunnews.com

BAGIKAN BERITA INI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *