Resah dan Gelisah Penjual Gorengan Gara-gara Tempe dan Tahu ‘Hilang’

Sejumlah penjual gorengan kini ‘puasa’ berjualan tahu dan tempe. Hal tersebut lantaran para perajin mogok produksi akibat harga jual kedelai melambung tinggi selama beberapa waktu terakhir.

Indra (30), penjual gorengan di Jl Bangka II, Jakarta Selatan mengaku sampai hari ini tidak menjual tahu dan tempe.

“Tidak jual tahu tempe sekarang, (penjual) di pasar lagi libur tiga hari. Sudah dua hari ini saya tidak jual,” ungkapnya kepada CNNIndonesia.com, Selasa (22/2).

Indra mengatakan omzetnya turun sejak tak menjual tahu dan tempe. Pasalnya, dua makanan tersebut merupakan jenis gorengan yang paling laris.

Para pembeli, kata dia, protes karena tak menjual tahu dan tempe. Merespons hal tersebut, Indra hanya bisa pasrah menceritakan bahwa tak ada pedagang yang menjual tahu dan tempe di pasar.

Oleh karena itu, ia berharap harga kedelai segera normal lagi. Dengan demikian, para perajin dapat kembali memproduksi tahu dan tempe.

“Harapannya ingin normal lagi, cuma itu saja. Biar dagangan kita juga ada lagi,” ucap Indra.

Senada, Bogel (25), pedagang gorengan di Mampang Prapatan, Jakarta Selatan juga mengeluh karena tak ada pedagang yang menjual tahu dan tempe di pasar.

Saaat ini, tahu yang ia jual adalah stok lama yang dibeli beberapa hari sebelum perajin tahu dan tempe mogok. Sementara, Bogel tak menjual gorengan tempe sejak Senin (21/2).

“Sekarang beneran tidak jualan tempe saya, ada tahu juga karena stok lama. Besok saya beneran tidak jual tahu tempe,” ujarnya.

Berbeda dengan Indra, Bogel mengatakan pembeli tidak ada yang protes terkait keberadaan tahu tempe goreng. Sebab, pembeli nampaknya sudah mengetahui bahwa tahu dan tempe sedang tidak dijual di pasar.

Sebelumnya, Ketua Umum Gabungan Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia (Gakoptindo) Aip Syarifuddin mengonfirmasi mogok produksi perajin tahu-tempe akibat kenaikan harga kedelai mulai Senin (21/2) sampai dengan Rabu (23/2).

“Ya jadi kalau untuk tiga hari ini langka, selanjutnya bakal ada lagi. Setelah mogoknya,” ujar Aip.

Aip mengatakan mulai Senin kemarin, di pasar mungkin terjadi kelangkaan atau bahkan tidak ada perdagangan tahu dan tempe dan distribusi pun terganggu.

Alasan aksi mogok tersebut karena harga kedelai yang saat ini tinggi. Ia berharap setelah mogok produksi, harga kedelai bisa turun kembali di bawah Rp10 ribu per kilogram.

 

 

 

Sumber : cnnindonesia.com
Gambar : Tribun

BAGIKAN BERITA INI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *