Prajurit Mali Tahan Presiden dan PM usai Perombakan Kabinet

Sejumlah perwira militer Mali menahan Presiden, Perdana Menteri, dan juga Menteri Pertahanan dari pemerintahan interim usai berlangsungnya perombakan kabinet pada Senin, 24 Mei 2021.

Menurut keterangan beberapa sumber diplomatik, dilansir dari laman France 24, Presiden Bah Ndaw, PM Moctar Ouane, dan Menhan Souleymane Doucoure telah dibawa ke sebuah pangkalan militer di wilayah Kati.

Penahanan terhadap ketiga tokoh semakin menambah ketidakpastian politik di Mali usai terjadinya kudeta militer yang menggulingkan Presiden Ibrahim Boubacar Keita pada Agustus lalu.

Kudeta kala itu juga berawal dari penahanan sejumlah tokoh penting, termasuk presiden dan perdana menteri.

Ndaw dan Ouane telah diberi mandat untuk menjalani pemerintahan transisi selama 18 bulan usai kudeta. Namun sejumlah politisi Mali khawatir mengenai kemungkinan masuknya tokoh militer di beberapa posisi kunci pemerintahan.

Peristiwa penahanan terjadi usai perombakan kabinet, yang melibatkan penggantian dua tokoh junta militer yang turut serta dalam kudeta tahun lalu.

Pada Agustus 2020, Presiden Keita mengundurkan diri dan membubarkan parlemen, beberapa jam usai dirinya ditahan sekelompok prajurit di sebuah kamp militer dekat ibu kota. Kala itu, ia ditahan bersama PM Boubou Cisse dan sejumlah pejabat lainnya.

“Saya tidak mau ada pertumpahan darah,” kata Keita dalam sebuah pidato singkat di televisi.

 

 

 

 

 

Sumber : medcom.id
Gambar : CNN Indonesia

BAGIKAN BERITA INI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *