Di Luar Dugaan! Stok Minyak AS Naik, Harga Emas Hitam Turun

Kenaikan stok minyak mentah AS yang diluar dugaan membuat harga emas hitam tertekan. Peningkatan persediaan minyak ini seolah menunjukkan bahwa permintaan belum benar-benar pulih, bahkan bisa tertekan lagi seiring dengan lonjakan kasus infeksi Covid-19 di banyak negara.

Rabu (23/9/2020), pada 09.20 WIB, harga minyak mentah berjangka patokan global Brent turun 0,53% ke US$ 41,5/ton sedangkan untuk acuan Paman Sam yakni West Texas Intermediate (WTI) terpangkas 0,08% ke US$ 39,57/barel.

Kenaikan kasus di banyak negara Eropa seperti Perancis dan Spanyol serta lonjakan infeksi Covid-19 di Inggris kemungkinan membuat Negeri Ratu Elizabeth itu akan meningkatkan kadar pembatasannya. Jika lockdown mulai kembali diterapkan maka permintaan minyak akan turun dan pasar akan kembali goyang.

Berdasarkan data asosiasi industri minyak AS (API), stok minyak mentah Paman Sam pekan lalu secara tak terduga naik 691 ribu barel, sangat berbeda dengan konsensus pasar yang memperkirakan persediaan akan drop 2,3 juta barel.

IEA memperkirakan penurunan permintaan minyak tahun ini dibanding tahun lalu sebesar 8,4 juta barel per hari (bpd). Hal ini sedikit berbeda dengan OPEC yang memproyeksikan penurunan permintaan minyak bakal mencapai 9 juta bpd. Sementara prediksi Eurasia Group lebih rendah lagi.

“Permintaan minyak dunia akan turun lebih dari 10% menjadi sekitar 90 juta barel per hari (bpd) karena krisis Covid-19 dan ini akan menandai guncangan permintaan terbesar dalam sejarah industri,” kata Eurasia Group dalam sebuah catatan, mengutip Reuters.

Fokus pasar saat ini adalah rilis data perminyakan resmi dari pemerintah AS (EIA) yang akan keluar nanti malam dan juga kenaikan output dari Libya setelah blokade terhadap ladang minyaknya dibuka.

Reuters melaporkan perusahaan minyak nasional (NOC) Libya mengharapkan produksi minyak naik menjadi lebih dari seperempat juta barel per hari (bpd) pada minggu depan, katanya kemarin.

NOC mengatakan pihaknya memulai kembali ekspor dari terminal minyak Zueitinia setelah memeriksa situasi keamanan di pelabuhan dan ladang minyak mentah di sana.

Meningkatnya konflik negara itu menyebabkan blokade fasilitas, yang sekarang mereda, meskipun para analis mengatakan mereka tidak memperkirakan Libya akan mencapai produksi 1,2 juta bpd setara dengan kondisi normal.

 

 

 

 

 

Sumber : cnbcindonesia.com
Gambar : Kompas.com

BAGIKAN BERITA INI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *