Stok Minyak Mentah AS Anjlok, Harga Malah Flat, Ini Pemicunya

Harga minyak mentah untuk kontrak yang aktif ditransaksikan cenderung flat pagi ini Kamis (30/7/2020). Meski stok minyak mentah AS ambles signifikan, tetapi stok minyak distilat dan bensin justru bertambah membuat pasar mencemaskan soal pemulihan permintaan.

Pada 09.25 harga minyak mentah jenis Brent naik tipis 0,09% ke US$ 43,79/barel. Pada saat yang sama harga minyak acuan AS yakni West Texas Intermediate (WTI) juga naik tetapi lebih tipis dengan apresiasi 0,05% ke US$ 41,29/barel.

Semalam data resmi pemerintah yang dirilis oleh Energy Information Agency (EIA) AS menunjukkan bahwa stok minyak mentah AS pekan lalu turun 10,6 juta barel.

Namun, pada saat yang sama stok bensin dan minyak sulingan AS, yang meliputi diesel dan minyak pemanas, keduanya justru naik masing-masing 0,6 juta barel. Kenaikan ini menandai karakteristik pemulihan permintaan bahan bakar yang tidak merata.

“Tidak semuanya merupakan kabar baik, melihat tanda-tanda bahwa permintaan masih terus tertekan untuk tumbuh,” kata analis ANZ dalam sebuah catatan.

Di sisi lain, pergerakan harga minyak hari ini yang cenderung flat juga ditengarai oleh adanya kekhawatiran permintaan minyak akan kembali tertekan seiring dengan kenaikan infeksi Covid-19 di berbagai negara.

Kenaikan kasus dicemaskan bakal mengarah pada penerapan lockdown. Jika mobilitas publik kembali dibatasi, sudah pasti permintaan minyak yang seharusnya mulai berangsur pulih malah balik arah dan kembali tertekan.

“Selama kita mencatat kasus harian baru, risiko terhadap permintaan minyak terlalu kuat,” kata Vivek Dhar, seorang analis komoditas di Commonwealth Bank of Australia.

“Jika kita melihat lockdown atau lockdown parsial, transportasi terkena dampak secara tidak proporsional. Transportasi menyumbang dua pertiga dari permintaan minyak,” kata Dhar.

Potensi tekanan permintaan datang justru di waktu yang tak tepat ketika Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya, atau dikenal sebagai OPEC+, akan meningkatkan produksi pada Agustus, menambahkan sekitar 1,5 juta barel per hari ke pasokan global.

Faktor inilah yang perlu terus dicermati ke depannya. Jika lockdown atau mobilitas publik kembali menurun dengan drastis sementara produksi OPEC+ naik, maka bukan tak mungkin harga emas hitam yang cenderung stabil sejak Juni bakal terpangkas lagi.

 

 

 

 

 

Sumber : cnbcindonesia.com
Gambar : Kompas.com

BAGIKAN BERITA INI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *