Kasus Corona dan Data Ekonomi Masih Warnai Harga Minyak Dunia

Harga minyak mentah dunia bervariasi pada perdagangan Senin (6/7) waktu Amerika Serikat (AS) atau Selasa (7/7) waktu Indonesia. Pengaruh utama masih datang dari jumlah kasus virus corona atau covid-19 dan perkembangan data ekonomi di berbagai negara.

Dilansir dari Antara, harga minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman September naik 30 sen atau 0,69 persen menjadi US$43,1 per barel di London ICE Futures Exchange. Sementara harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Agustus turun 2 sen atau 0,04 persen menjadi US$40,63 per barel di New York Mercantile Exchange.

“Kekuatan yang bersaing di pasar minyak sekarang adalah pembukaan kembali ekonomi di seluruh dunia, meningkatnya permintaan minyak, diimbangi oleh kekhawatiran tentang penutupan ekonomi di seluruh dunia karena kebangkitan dalam jumlah kasus virus,” ungkap Presiden Konsultan Lipow Oil Andy Lipow.

Dalam lima hari di bulan ini, 16 negara bagian AS mencatat ada rekor kasus baru. Data Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organizations/WHO) mencatat ada 57 ribu kasus corona baru di Negeri Paman Sam pada Senin (6/7).

Secara total, ada 2,83 juta kasus positif virus corona di AS dengan jumlah kematian mencapai 129 ribu orang. Sementara di dunia, ada 202 ribu kasus corona baru di dunia pada Senin (6/7). Saat ini, jumlah kasus positif mencapai 11,32 juta orang dengan kasus kematian mencapai 532 ribu orang.

Kendati begitu, aktivitas ekonomi di AS berupa bisnis dan industri tetap berjalan. Bahkan, aktivitas meningkat drastis pada Juni lalu seperti kondisi sebelum pandemi corona.

Begitu pula dengan aktivitas ekonomi di China, khususnya di industri dan pasar modal. Namun, data ekonomi di Jerman justru terbalik, di mana pesanan industri dari negara itu justru hanya naik secara moderat pada Mei 2020.

Dalam lima hari di bulan ini, 16 negara bagian AS mencatat ada rekor kasus baru. Data Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organizations/WHO) mencatat ada 57 ribu kasus corona baru di Negeri Paman Sam pada Senin (6/7).

Secara total, ada 2,83 juta kasus positif virus corona di AS dengan jumlah kematian mencapai 129 ribu orang. Sementara di dunia, ada 202 ribu kasus corona baru di dunia pada Senin (6/7). Saat ini, jumlah kasus positif mencapai 11,32 juta orang dengan kasus kematian mencapai 532 ribu orang.

Kendati begitu, aktivitas ekonomi di AS berupa bisnis dan industri tetap berjalan. Bahkan, aktivitas meningkat drastis pada Juni lalu seperti kondisi sebelum pandemi corona.

Begitu pula dengan aktivitas ekonomi di China, khususnya di industri dan pasar modal. Namun, data ekonomi di Jerman justru terbalik, di mana pesanan industri dari negara itu justru hanya naik secara moderat pada Mei 2020.

 

 

 

 

Sumber : cnnindonesia.com
Gambar : MerahPutih

BAGIKAN BERITA INI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *