Corona Masuk RI, Masker Jadi Barang Mewah yang Sulit Dicari

Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengumumkan 2 kasus WNI positif virus corona di Indonesia pada Senin (2/3). Kabar tersebut sontak membuat masyarakat panik dan khawatir.

Pasalnya, virus yang sudah mengenai 78 negara tersebut telah menginfeksi 94.225 orang dan menelan korban meninggal hingga 3.214 orang.

Akhirnya, masyarakat berbondong-bondong membeli masker dan hand sanitizer dengan jumlah tak wajar. Fenomena panic buying memang terjadi di beberapa negara yang ‘terinfeksi’ virus corona.

Alhasil, alat kesehatan preventif virus corona menjadi barang mahal sekaligus barang langka.

Tiga hari setelah pengumuman kepala negara, psikologis pasar belum kembali pulih. Dari pantauan CNNIndonesia.com pada Rabu (4/3) di berbagai titik di Jakarta, masker kesehatan dan hand sanitizer masih sulit ditemukan.

Hera, karyawan Ace Hardware di bilangan Kuningan mengaku stok masker di tempatnya bekerja cepat ludes. Bahkan, sebelum toko buka, masyarakat sudah mengantre.

“Sudah habis dari pagi, sebelum jam sepuluh kurang pas toko buka sudah pada ngantri,” akunya.

Karyawan Ace Hardware Rudi menyebut telah membatasi jumlah pembelian. Satu orang hanya diizinkan membeli 1 piece.

Pembatasan tersebut tetap membuat stok habis dalam sekejap. Dia juga mengaku tak mengetahui kapan masker akan kembali tersedia.

Situasi serupa terjadi di department store Ramayana yang kehabisan stok masker kurang dari 24 jam. Ketika menyambangi gerai Ramayana di Jatinegara pada Rabu (3/4) pukul 10 pagi, rak yang sempat terisi penuh sudah kembali kosong.

Tak hanya di ritel besar, di berbagai mini market pun masker telah menjadi barang langka nan mewah. Seakan sudah hapal dengan pertanyaan yang dilontarkan padanya, Heri, salah seorang penjaga toko di kawasan Pasar Baru menyatakan kekosongan stok tanpa perlu ditanya.

“Cari masker? Sudah engga ada dari lama,” tukasnya.

Sebelumnya, Menteri BUMN Erick Thohir menyatakan meski stok masih banyak namum pembatasan pembelian masker di terapkan di kimia farma. Pembatasan pembelian 2 pieces per orang diterapkan untuk menghindari pembelian secara berlebihan.

Erick meminta masyarakat untuk tak panik sebab dia memastikan pemerintah telah mengantisipasi kebutuhan masker yang melonjak. Dia menyebut, Kimia Farma masih memiliki 215 ribu pieces masker dan pemesanan juga telah dilakukan.

“Kimia Farma sudah melakukan antisipasi sejak 10 Januari. Dan kita barusan cek masker dan antiseptik semua ada. Harga juga dipastikan normal,” papar Erick.

 

 

 

 

Sumber : cnnindonesia.com
Gambar : Suara JATENG

 

 

 

 

[social_warfare buttons=”Facebook,Pinterest,LinkedIn,Twitter,Total”]

BAGIKAN BERITA INI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *