Pemerintah Gelontorkan Dana Desa Rp1,3 T per 19 Februari 2020

Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) menyebut pemerintah telah mengucurkan dana desa sebesar Rp1,3 triliun per 19 Februari 2020. Angka itu diklaim lebih tinggi empat kali lipat dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

“Jadi empat kali peningkatannya lebih cepat. Ini juga meliputi desa yang jumlahnya hampir tiga kali lebih banyak dibandingkan periode sebelumnya,” kata Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian di Kompleks Istana Kepresidenan, Selasa (25/2).

Ia berharap dana itu bisa segera digunakan oleh pemerintah daerah (pemda) untuk pembangunan di desa. Dengan demikian, ekonomi di berbagai desa juga meningkat dan berpengaruh positif untuk ekonomi dalam negeri.

“Arahan Pak Presiden untuk segera dibelanjakan, terutama belanja barang, belanja modal yang sesuai dengan aturan,” kata Tito.

Ia mengingatkan kepada pemda agar tak hanya menyimpan dana transfer dari pusat di rekening daerah seperti yang sebelumnya sering terjadi. Masalahnya, hal itu bisa menghambat pembangunan di desa dan berdampak buruk pada pertumbuhan ekonomi daerah itu.

“Jangan sampai tersimpan di bank. Sebelumnya ada yang uangnya disimpan di bank, tidak beredar di masyarakat dan (pemda) mengharapkan depositonya,” tegas dia.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) para menterinya untuk membelanjakan anggaran kementerian pada awal tahun. Ia juga memerintahka Tito ntuk mengingatkan pejabat daerah dalam menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).

“Pastikan juga soal percepatan pencairan dana desa. Saya tahu beberapa sudah sampai di desa. Tapi segera dorong mereka agar belanja sesuai rencana yang sudah mereka miliki,” kata Jokowi.

Kemudian, kepala negara itu mengingatkan agar program bantuan sosial (bansos) segera direalisasikan. Begitu juga dengan program padat karya kepada masyarakat kelas menengah ke bawah.

Semua ini harus dilakukan demi meredam dampak penyebaran wabah virus corona terhadap ekonomi di dalam negeri.

Menteri Keuangan Sri Mulyani sebelumnya menyatakan ekonomi Indonesia berpotensi melambat sebesar 4,7 persen tahun ini akibat virus tersebut.

“Apabila pertumbuhan ekonomi China turun 1 persen maka dampaknya ke dalam perekonomian Indonesia sekitar 0,3 persen. Ini sedang kami kurangi dampaknya yang bisa menurunkan pertumbuhan ekonomi hingga ke 4,7 persen,” pungkas Sri Mulyani.

 

 

 

 

Sumber : cnnindonesia.com
Gambar : SINDOnews

 

 

 

 

[social_warfare buttons=”Facebook,Pinterest,LinkedIn,Twitter,Total”]

BAGIKAN BERITA INI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *