PM Johnson Paparkan Manifesto Brexit

Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson, pada Minggu (24/11) meluncurkan manifesto Partai Konservatif yang berisi tekad untuk merealisasikan Brexit (keluarnya Inggris dari keanggotaan Uni Eropa) dan melakukan gerakan penghematan pada Januari mendatang, sebagai upaya untuk mengamankan perolehan suara mayoritas dalam pemilihan umum pada 12 Desember.

Manifesto itu dikeluarkan setelah pemerintahan Konservatif jadi minoritas pada Juli lalu dan gagal mempercepat kesepakatan British dalam parlemen di Uni Eropa (UE). Dalam pemilu nanti, Johnson berusaha untuk memenangkannya karena baginya pemilu ketiga Inggris dalam kurun 4 tahun lebih itu adalah satu-satunya cara untuk mengakhiri kebuntuan Brexit.

Setelah rencana Brexit mengalami penundaan selama tiga bulan dari 31 Oktober menjadi 31 Januari, partai-partai oposisi mendukung seruannya untuk menggelar pemilu awal. PM Johnson berjanji untuk membawa lagi kesepakatan Brexit ke parlemen sebelum 25 Desember, jika Partai Konservatif kembali berkuasa.

“Saat keluarga-keluarga duduk bersama untuk menyantap hidangan kalkun pada Natal ini, saya ingin mereka bisa menikmati musim perayaan yang bebas dari drama soal Brexit yang tak berujung,” kata Johnson sebelum menyampaikan manifesto di London, Inggris.

“Manifesto Konservatif yang saya umumkan hari ini, akan menyelesaikan Brexit dan memungkinkan kita untuk melanjutkan kehidupan dan mengerahkan potensi seluruh negara,” kata PM Johnson.

Adapun inti dari manifesto Konservatif berisi kesepakatan Brexit yang dinegosiasikan Johnson dengan Uni Eropa (UE) pada Oktober lalu. Dalam pernyataannya, kesepakatan itu telah rampung dan bisa dilaksanakan jika ia bisa meraih pemerintahan mayoritas di parlemen. Johnson pun menegaskan jika kesepakatan itu akan memungkinkan Inggris untuk mendapatkan kembali kendali atas undang-undang, dana dan kebijakan imigrasi.

Strategi Corbyn

Sementara itu, pesaing utama Johnson, pemimpin Partai Buruh sayap kiri, Jeremy Corbyn, ingin menegosiasikan kembali perjanjian Brexit yang baru dan lebih lunak itu dalam waktu tiga bulan. Kemudian perjanjian itu dimasukkan ke dalam referendum bersama dengan opsi tetap di UE pada akhir Juni. Selama proses itu berlangsung, Corbyn mengaku akan tetap netral.

Johnson mengecam strategi Corbyn yang menolak merekomendasikan baik penawaran Brexit yang diusulkan, atau tetap bersama UE. “Sudah waktunya untuk membalikkan halaman dari kehancuran, keterlambatan dan perpecahan yang terjadi selama beberapa tahun terakhir, dan memulai bab baru dalam sejarah luar biasa negara ini,” cuit Johnson di media sosial.

“Kita bersama telah mencapai hal-hal luar biasa di masa lalu, dan saya tahu kami akan mencapai lebih banyak lagi di masa depan jika saja kita memilih jalan yang benar pada pemilihan kritis ini,” imbuh dia.

Dalam manifesto juga dipaparkan bahwa Partai Konservatif berjanji tidak akan menaikkan tiga pajak utama, yakni pajak penghasilan, pajak penjualan, dan kontribusi asuransi nasional untuk keuntungan negara. Langkah-langkah lain yang diluncurkan adalah termasuk menambah anggaran untuk pengasuhan anak, upaya efisiensi energi, pelatihan keterampilan dan perbaikan jalan.

Konservatif juga berjanji untuk mengakhiri tahun-tahun defisit anggaran dengan memompa miliaran poundsterling ke pos layanan publik.

 

 

 

 

 

Sumber : koran-jakarta.com
Gambar : UPI.com

 

 

 

[social_warfare buttons=”Facebook,Pinterest,LinkedIn,Twitter,Total”]

 

BAGIKAN BERITA INI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *