Awal Pekan, Rupiah Genap di Level Rp14 Ribu per Dolar AS

Nilai tukar rupiah berada di posisi Rp14.000 per dolar AS pada perdagangan pasar spot pagi ini, Senin (29/7). Posisi ini menguat 8 poin atau 0,06 persen dari Jumat (26/7) di Rp14.008 per dolar AS.

Rupiah menguat bersama mayoritas mata uang Asia lainnya, seperti yen Jepang menguat sebesar 0,22 persen, peso Filipina 0,21 persen, dan won Korea Selatan 0,14 persen. Kemudian, dolar Hong Kong menguat 0,04 persen, baht Thailand 0,03 persen, dan dolar Singapura 0,02 persen.

Hanya yuan China dan ringgit Malaysia yang melemah dari dolar AS, masing-masing 0,12 persen dan 0,02 persen. Begitu pula dengan mata uang utama negara maju.

Hanya poundsterling Inggris yang melemah 0,02 persen dari dolar AS, sementara mayoritas berhasil bersandar di zona hijau. Dolar Kanada menguat 0,03 persen, dolar Australia 0,06 persen, euro Eropa 0,09 persen, franc Swiss 0,12 persen, dan rubel Rusia 0,22 persen.

Meski begitu, Kepala Riset Monex Investindo Ariston Tjendra memperkirakan rupiah akan bergerak di kisaran Rp13.930 sampai Rp14.030 per dolar AS dengan kecenderungan melemah pada hari ini. Hal ini terjadi karena ada potensi penguatan mata uang Negeri Paman Sam masih ada.

Sebab, rilis pertumbuhan ekonomi AS positif. Laju ekonomi negara adidaya itu tumbuh di angka 2,1 persen pada kuartal II 2019. Realisasi tersebut lebih tinggi dari ekspektasi pasar di kisaran 1,8 persen.

Selain itu, potensi penguatan dolar AS juga datang dari sikap pesimis pasar terhadap perang dagang antara AS dengan China. Pasar, kata Ariston, mempertimbangkan kembali sinyal positif dari negosiasi yang dilakukan kedua negara.

“Pesimisme akan hasil yang memuaskan dari kedua belah pihak bisa mendorong penguatan dolar AS karena kekhawatiran pasar meningkat,” ungkapnya kepada CNNIndonesia.com.

Di sisi lain, keputusan bank sentral Eropa (European Central Bank/ECB) yang menahan tingkat suku bunga acuan memberi sinyal bahwa bank sentral AS, The Federal Reserve juga tidak akan agresif memangkas bunga acuannya. “Ini juga mendorong penguatan dolar AS,” tuturnya.

Terkait sentimen dari dalam negeri, belum ada yang bisa menjaga kestabilan nilai tukar rupiah. Terlebih, pasar terlalu fokus terhadap sikap The Fed yang bakal merilis keputusannya pada tengah pekan ini.

 

 

 

 

 

Sumber : cnnindonesia.com
Gambar : Bisnis Tempo.co

 

 

 

 

[social_warfare buttons=”Facebook,Pinterest,LinkedIn,Twitter,Total”]

 

BAGIKAN BERITA INI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *