Kekuatan Dolar AS Melempem

Kurs dolar Amerika Serikat (USD) melempem terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya pada akhir perdagangan Rabu waktu setempat (Kamis WIB). Kondisi itu terjadi karena para pelaku pasar mencerna laporan beige book terbaru Federal Reserve (the Fed).

Mengutip Antara, Kamis, 18 Juli 2019, indeks USD, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya, turun 0,18 persen menjadi 97,2283 pada akhir perdagangan. Pada akhir perdagangan New York, euro naik menjadi USD1,1222 dari USD1,1205 di sesi sebelumnya, dan pound Inggris naik menjadi USD1,2436 dari USD1,2406 di sesi sebelumnya.

Dolar Australia naik menjadi USD0,7015 dibandingkan dengan USD0,7013. Dolar AS dibeli 108,09 yen Jepang, lebih rendah dibandingkan dengan 108,34 yen Jepang pada sesi sebelumnya. Dolar AS turun menjadi 0,9870 franc Swiss dibandingkan dengan 0,9886 franc Swiss, dan jatuh menjadi 1,3041 dolar Kanada dibandingkan dengan 1,3068 dolar Kanada.

Beige book yang dirilis menemukan bahwa kegiatan ekonomi berkembang dengan kecepatan sedang dari pertengahan Mei hingga awal Juli. Prospek umumnya positif untuk beberapa bulan mendatang dengan ekspektasi pertumbuhan moderat yang berkelanjutan.

“Meski ada kekhawatiran yang meluas tentang kemungkinan dampak negatif dari ketidakpastian terkait perdagangan,” ungkap beige Book.

Beige book adalah laporan reguler bank sentral AS tentang kondisi ekonomi terkini di 12 Distrik Federal Reserve, berdasarkan informasi yang dikumpulkan dari berbagai sumber, termasuk laporan penelitian dan wawancara dengan kontak bisnis.

Di sisi lain, indeks Dow Jones Industrial Average turun 115,78 poin atau 0,42 persen menjadi 27.219,85 poin. Indeks S&P 500 berkurang 19,62 poin atau 0,65 persen menjadi 2.984,42 poin. Indeks Komposit Nasdaq turun 37,59 poin atau 0,46 persen menjadi 8.185,21 poin.

Bank of America melaporkan perolehan laba yang lebih baik dari perkiraan pada Rabu 17 Juli, didorong oleh kekuatan operasi perbankan ritelnya. Tetapi perusahaan memperingatkan bahwa suku bunga yang lebih rendah akan memukul pertumbuhan pendapatan bunga bersihnya.

Bank of America melaporkan laba per saham dilusian sebesar USD0,74, dan pendapatan bersih setelah dikurangi beban bunga sebesar USD23,1 miliar. Terlepas dari keuntungan kuat bank, investor berhati-hati dengan laporan laba yang akan datang. Para analis memperkirakan laba S&P 500 turun sekitar tiga persen pada kuartal kedua, mengutip data FactSet.

Kepala Staf Investasi Global UBS Global Wealth Management Mark Haefele mengatakan dalam sebuah catatan bahwa pendorong laba telah melemah ketika sentimen bisnis turun, tarif-tarif telah naik, pertumbuhan luar negeri melambat, dan prospek harga minyak serta suku bunga lebih rendah.

Haefele mengatakan bank telah memangkas estimasinya untuk laba per saham setahun penuh S&P 500 dari USD168 menjadi sebesar USD165, dan perkiraan untuk 2020 dari sebesar USD179 menjadi USD176.

 

 

 

 

 

Sumber : medcom.id
Gambar : Disitu.com

 

 

 

[social_warfare buttons=”Facebook,Pinterest,LinkedIn,Twitter,Total”]

BAGIKAN BERITA INI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *