Boris Johnson dan Jeremy Hunt Calon Unggulan Pengganti May

Mantan Menteri Luar Negeri Inggris, Boris Johnson, dan penerusnya, Jeremy Hunt, terpilih menjadi dua kandidat yang akan bertarung memperebutkan kursi perdana menteri. Salah satu dari mereka bakal menggantikan Theresa May yang resmi mundur pada 22 Juli mendatang.

Johnson berhasil mendominasi pemungutan suara kelima pada Kamis (20/6), dengan memperoleh 160 suara. Sementara itu, Hunt meraih 77 suara.

Johnson dan Hunt merupakan dua dari 10 politikus yang berhasil bertahan setelah menghadapi lima putaran penyisihan kandidat PM oleh anggota parlemen partai berkuasa, Partai Konservatif.

Seluruh 313 anggota parlemen Partai Konservatif memberikan suaranya dalam putaran terakhir tersebut, termasuk May. Dilansir AFP, hanya ada satu kertas suara yang tidak sah.

Dalam tahap selanjutnya, sebanyak 160 ribu anggota Partai Konservatif akan memilih antara Johnson atau Hunt untuk menjadi pemimpin baru mereka yang akan menggantikan May.

“Saya merasa sangat terhormat telah mendapatkan lebih dari 50 persen suara dalam pemungutan suara terakhir,” papar Johnson melalui akun Twitternya, Jumat (21/6).

“Saya menantikan momen menjelajah Inggris dan untuk menetapkan rencana saya menggiring negosiasi Brexit, menyatukan negara kita, dan menciptakan masa depan yang lebih cerah bagi kita semua,” katanya menambahkan.

Johnson juga mendominasi suara dalam empat pemilihan sebelumnya. Mantan Wali Kota London itu digadang merupakan kandidat terfavorit untuk menggantikan May.

Johnson dan Hunt akan berkampanye ke 16 kota di seluruh Inggris. Keduanya juga akan berhadapan dalam debat yang disiarkan di televisi sebelum pemilihan final berlangsung Juli mendatang.

Sedangkan sembilan kandidat yang sudah gugur dalam putaran penyisihan adalah Andrea Leadsom, Esther McVey, Dominic Raab, Sajid David, Michael Gove, Mark Harper, Rory Stewart, Matt Hancock dan Sam Gyimah.

Negosiasi Inggris untuk keluar dari Uni Eropa (Brexit) diprediksi akan mendominasi debat nanti, di mana Johnson dan Hunt memiliki pendekatan yang berbeda terkait masalah tersebut.

Johnson menganggap Inggris harus tetap keluar dari Uni Eropa tepat waktu, yakni pada 31 Oktober mendatang, baik dengan atau tanpa kesepakatan (deal or no deal).

Sementara itu, Hunt menyatakan siap untuk menunda proses Brexit jika ada kesepakatan baru dengan Uni Eropa. Namun, ia juga menyatakan siap jika harus membawa Inggris keluar Uni Eropa tanpa kesepakatan relasi dengan blok tersebut sama sekali.

 

 

 

 

 

Sumber : cnnindonesia.com
Gambar : CNN Indonesia

 

 

 

[social_warfare buttons=”Facebook,Pinterest,LinkedIn,Twitter,Total”]

 

BAGIKAN BERITA INI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *