Perdana, Australia Punya Menteri Kabinet Berdarah Aborigin

Untuk pertama kali dalam sejarah Australia, pria berdarah Aborigin menduduki posisi menteri dalam kabinet.

Pekan ini, Perdana Menteri Scott Morrison menunjuk Ken Wyatt (66) sebagai Menteri Urusan Penduduk Asli (Minister of Indigenous Affairs).

Dalam pidato perdananya usai penunjukkan, Wyatt mengenakan sesuatu yang jarang terlihat di parlemen Australia.

Itu adalah mantel kulit kanguru, dihiasi dengan bulu-bulu kakatua hitam ekor merah, yang dikenal sebagai booka – simbol kepemimpinan Aborigin, yang disajikan oleh para tetua.

Penunjukkan bertepatan dengan pengumuman jajaran kabinet baru Morrison, menyusul kemenangannya yang mengejutkan dalam pemilu nasional Australia pada 18 Mei 2019.

Banyak Penduduk Asli Australia merayakan pengangkatan Wyatt, anggota parlemen berhaluan politik konservatif.

Tetapi tantangan yang mendalam ada di hadapan menteri yang baru diangkat, mengingat Australia telah lama bergulat dengan perdebatan besar tentang pengakuan dan ketidaksetaraan bagi masyarakat Aborigin, BBC melaporkan dilansir pada Selasa (28/5/2019).

Merasa Terhormat

Mengomentari posisinya yang sekarang, Ken Wyatt berujar via Twitter bahwa dirinya merasa sangat terhormat.

Dia menggambarkan prestasi parlementernya sebagai “menghancurkan langit-langit kaca”.

Australia hanya memiliki 10 legislator berdarah masyarakat asli di parlemen federal, dengan mayoritas baru bergabung hanya dalam dekade terakhir.

Penduduk asli membentuk sekitar 3 persen dari populasi Australia, tetapi para ahli mengatakan kurangnya perwakilan parlemen bukan hanya karena mereka minoritas.

Ini berakar dalam sejarah kolonial Australia yang mencabut hak orang asli secara sistematis dari generasi ke generasi melalui kebijakan pemerintah, kata associate professor Dominic O’Sullivan dari Charles Sturt University.

Baru pada tahun 1962 masyarakat adat memperoleh hak untuk memilih dalam pemilihan federal.

“Orang-orang pribumi telah dengan sengaja disingkirkan ke tapal batas politik untuk waktu yang lama,” kata O’Sullivan.

“[Oleh karenanya] penunjukan Wyatt untuk kabinet secara historis penting dan harus dirayakan,” katanya.

“Tetapi ini juga menunjukkan kedalaman pengucilan masyarakat adat yang telah berlangsung selama ini sejak Federasi [pada tahun 1901] dan bahwa kita merayakan momen ini sebagai sesuatu yang baru atau tidak biasa,” katanya.

Rekam Jejak Karier

Pada 2010, Ken Wyatt menjadi orang Aborigin pertama yang terpilih menjadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat, memenangkan kursi untuk konstituensi Hasluck di Australia Barat.

Dia kemudian menjadi menteri untuk perawatan warga lanjut usia dan kesehatan masyarakat adat — sebuah lembaga kementerian non-kabinet.

Sebelum memasuki dunia politik, lelaki dari suku Noongar itu bekerja sebagai guru sekolah dasar dan sebagai pejabat kesehatan warga lansia.

Ibunya, Mona Abdullah, adalah salah satu dari “Generasi yang Dicuri” (Stolen Generation) –fenomena anak-anak Aborigin yang secara paksa dipisahkan dari orang tua mereka di bawah kebijakan pemerintah dengan tujuan asimilasi.

Di parlemen, Ken Wyatt mendapat respek karena tetap berpegang teguh pada keyakinannya –bahkan kadang-kadang mengancam akan memberikan suara menentang partainya sendiri pada isu-isu spesifik.

Dia juga kadang-kadang menuai kritik, seperti menolak panggilan sementara menteri perawatan lanjut usia untuk mandat tingkat staf di fasilitas perawatan lansia. Pengaturan perawatan lanjut usia saat ini menjadi subjek penyelidikan nasional.

 

 

 

 

 

 

Sumber : liputan6.com
Gambar : SBS

 

 

 

 

 

[social_warfare buttons=”Facebook,Pinterest,LinkedIn,Twitter,Total”]

 

BAGIKAN BERITA INI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *