Harga Minyak Lesu Usai Bank Sentral Pertahankan Suku Bunga Acuan

Harga minyak turun dalam perdagangan awal pada Selasa (26/9) imbas kekhawatiran akan permintaan bahan bakar usai Bank Sentral AS mempertahankan suku bunganya.

Mengutip Reuters, kontrak berjangka Brent crude turun 11 sen menjadi US$93,18 per barel pada pukul 00:55 GMT, sementara kontrak berjangka minyak mentah Amerika Serikat West Texas Intermediate (WTI) turun 1 sen menjadi US$89,67 per barel.

Federal Reserve AS dan Bank Sentral Eropa telah beberapa hari terakhir mengulangi komitmennya untuk melawan inflasi, menandakan kebijakan ketat mungkin akan berlangsung lebih lama dari perkiraan sebelumnya.

Suku bunga yang lebih tinggi memperlambat pertumbuhan ekonomi, yang mengurangi permintaan minyak.

Sebelumnya, meskipun pasokan tetap ketat karena Rusia dan Arab Saudi telah memperpanjang pemotongan produksi hingga akhir tahun, Moskow mengurangi larangan sementara ekspor bensin dan solar yang dikeluarkan untuk menjaga stabilitas pasar domestik.

Dengan dimulainya libur Golden Week China mulai Minggu, harga minyak dapat mendapat dukungan dari peningkatan perjalanan dan permintaan produk minyak yang dihasilkan oleh konsumen minyak terbesar kedua di dunia.

“Ketidakcukupan pasokan minyak bisa mengatasi angin ekonomi makro. Kami memperkirakan harga minyak akan diperdagangkan di atas US$90 per barel selama minggu ini,” kata ANZ Research dalam sebuah catatan.

JP Morgan mencatat harga minyak telah naik sekitar 30 persen sejak pertengahan tahun, yang sebagian besar dipicu oleh pasokan yang lebih ketat, menghapus 0,5 poin persentase dari pertumbuhan PDB global pada paruh kedua tahun ini.

“Namun, kejutan ini tidak cukup besar untuk mengancam ekspansi sendiri,” tambah JP Morgan dalam catatan tersebut.

 

 

 

 

Sumber : cnnindonesia.com
Gambar : Money Kompas

BAGIKAN BERITA INI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *