Data Ekonomi Menguat, Dolar AS hingga Wall Street Ditutup Melonjak

Data ekonomi Amerika Serikat (AS) yang menguat seiring peningkatan penjualan ritel membuat indikator perekonomian seperti dolar AS hingga Wall Street ditutup melonjak pada Kamis (14/9/2023) waktu setempat atau Jumat (15/9/2023) dini hari WIB.

Serentetan data perekonomian AS menunjukkan penjualan ritel tetap meningkat di tengah kenaikan harga energi terutama bahan bakar minyak (BBM) dan pangan yang fluktuatif.

Hal itu membuat investor memperkirakan Bank Sentral AS atau Federal Reserve (The Fed) akan mempertahankan suku bunga tetap stabil di kisaran 5,25 persen hingga 5,50 persen pada pertemuan pekan depan.

Tim Ghriskey, ahli strategi portofolio senior Ingalls & Snyder di New York, mengatakan harga pangan dan energi bersifat fluktuatif dan musiman, sehingga laporan PPI tidak akan mengubah tindakan The Fed untuk mengendalikan inflasi.

“Ada alasan mengapa The Fed fokus pada inflasi inti. PPI Inti terus melambat dari tahun ke tahun dan penjualan ritel menguat. Ini bukan perekonomian yang lemah,” kata Tim Ghriskey.

Bursa saham AS atau Wall Street ditutup naik seiring reli saham di berbagai sektor. Dow Jones Industrial Average (.DJI) naik 331,98 poin, atau 0,96 persen menjadi 34.907,51, S&P 500 (.SPX) bertambah 37,73 poin atau 0,84 persen menjadi 4.505,17, dan Nasdaq Composite (.IXIC) bertambah 112,47 poin, atau 0,81 persen menjadi 13.926,05.

Dolar AS melonjak 0,57 persen ke level tertingginya dalam enam bulan terakhir terhadap sejumlah mata uang dunia, menyusul data ekonomi AS yang lebih kuat dari perkiraan, dan pelemahan euro seiring keputusan suku bunga Bank Sentral Eropa atau (ECB).

Imbal hasil Treasury AS juga naik tipis karena investor mencerna laporan indeks harga produsen (PPI) dan penjualan ritel yang menguat.

Obligasi obligasi 10-tahun terakhir turun harganya menjadi 32/11 menjadi 4,2903 persen, dari 4,248 persen pada Rabu (13/9/2023). Harga obligasi 30 tahun terakhir turun 26/32 menjadi menghasilkan 4,3869 persen, dari 4,337 persen pada Rabu (13/9/2023).

Selain itu, harga minyak AS melonjak ke level tertingginya sejak November 2022, karena prospek pasokan yang lebih ketat mengimbangi kekhawatiran permintaan. Minyak mentah AS melonjak 1,85 persen menjadi 90,16 dolar AS per barel, sementara Brent berakhir pada 93,70 dolar AS per barel, naik 1,98 persen hari ini.

Harga emas AS juga rebound setelah penurunan awal melawan penguatan greenback. Harga emas di pasar spot bertambah 0,2 persen menjadi 1,909.08 dolar AS per ounce.

 

 

 

 

 

Sumber : inews.id
Gambar : Detik Travel

BAGIKAN BERITA INI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *