Pasar Mulai Wait And See, Minyak Kembali Terkoreksi

Harga minyak mentah dunia dibuka melemah pada pembukaan perdagangan Selasa (12/9/2023) melanjutkan koreksi pada perdagangan sebelumnya.

Hari ini harga minyak mentah WTI dibuka terkoreksi 0,02% di posisi US$87,27 per barel, begitu juga dengan minyak mentah brent dibuka melemah 0,02% ke posisi US$90,62 per barel.

Pada perdagangan Senin (11/9/2023), minyak WTI ditutup jatuh 0,25% ke posisi US$87,29 per barel, begitu juga minyak brent ditutup turun tipis 0,01% ke posisi US$90,64 per barel.

Meskipun minyak mulai terkoreksi, namun harga minyak mentah berjangka Brent masih berada di atas US$90 per barel pada awal perdagangan hari ini. Investor sedang menunggu serangkaian data makroekonomi yang akan dirilis akhir pekan ini yang dapat mengindikasikan apakah Eropa dan Amerika Serikat (AS) terus menaikkan suku bunga.

Minyak berjangka Brent mencapai US$90 per barel pada minggu lalu untuk pertama kalinya dalam 10 bulan setelah Arab Saudi dan Rusia mengumumkan mereka akan memperpanjang pengurangan pasokan sukarela sebesar 1,3 juta barel per hari (bpd) hingga akhir tahun.

Investor menunggu data industri mengenai stok minyak mentah AS yang akan dirilis pada pukul 20.30 GMT pada hari Selasa. Persediaan minyak mentah diperkirakan turun sekitar 2 juta barel dalam sepekan hingga 8 September, menurut analis Reuters.

Selanjutnya, data indeks harga konsumen (CPI) AS bulan Agustus yang dirilis pada hari Rabu dapat memberikan petunjuk apakah akan terjadi kenaikan suku bunga lebih lanjut.

Bank Sentral Eropa akan mengumumkan keputusan suku bunganya pada hari Kamis. Komisi Eropa pada hari Senin memperkirakan zona euro akan tumbuh lebih lambat dari perkiraan sebelumnya pada tahun 2023 dan 2024.

Badan Energi Internasional (IEA) dan Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) juga akan merilis laporan bulanan minggu ini.

IEA bulan lalu menurunkan perkiraan pertumbuhan permintaan minyak pada tahun 2024 menjadi 1 juta barel per hari, dengan alasan kondisi makroekonomi yang lesu. Sementara itu, laporan OPEC pada bulan Agustus mempertahankan perkiraan pertumbuhan permintaan sebesar 2,25 juta barel per hari untuk tahun 2024 tidak berubah.

 

 

 

 

 

Sumber : cnbcindonesia.com
Gambar : iNews.ID

BAGIKAN BERITA INI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *