Minyak Semakin Mendidih Karena Janji Arab & Rusia

Harga minyak mentah dibuka bervariatif pada pembukaan perdagangan Senin (7/8/2023) setelah melonjak selama dua hari beruntun pasca-penurunan 2% pada perdagangan Rabu (2/8/2023).

Harga minyak mentah WTI dibuka stagnan di posisi US$82,82 per barel, sementara harga minyak mentah brent dibuka menguat tipis 0,01 % ke posisi US$86,23 per barel.

Pada perdagangan Jumat (4/8/2023), minyak WTI ditutup melesat 1,56% ke posisi US$82,82 per barel, begitu juga minyak brent melonjak 1,29% ke posisi US$86,24 per barel.

Harga minyak melanjutkan tren kenaikan pada hari Jumat yang menyentuh level tertinggi sejak pertengahan April setelah produsen utama Arab Saudi dan Rusia berjanji tetap menurunkan pasokan selama satu bulan lagi dalam upaya memperketat pasar global lebih lanjut dan mendukung kenaikan harga minyak.

Adapun kedua kontrak minyak berjangka membukukan kenaikan mingguan keenam berturut-turut pada minggu lalu, kemenangan beruntun terpanjang sejak Desember 2021 hingga Januari 2022.

Beberapa faktor telah mendukung kenaikan harga dalam beberapa pekan terakhir, termasuk ekspektasi kenaikan suku bunga AS, pengurangan pasokan OPEC+ dan harapan stimulus yang mendorong pemulihan permintaan minyak di importir minyak mentah utama dunia China setelah kuartal kedua yang suram.

Eksportir utama dunia Arab Saudi pada hari Kamis memperpanjang pemotongan produksi secara suka rela sebesar 1 juta barel per hari (bpd) hingga akhir bulan September. Produksi kerajaan Arab untuk bulan September akan menjadi sekitar 9 juta barel per hari.

Rusia mengatakan pada hari Kamis akan memangkas ekspor minyak sebesar 300.000 barel per hari pada bulan September. Selain itu, sebuah kapal perang Rusia minggu lalu rusak parah dalam serangan pesawat tak berawak Ukraina di pangkalan angkatan laut di Laut Hitam Rusia, Novorossiysk. Pelabuhan yang menangani 2% pasokan minyak dunia telah kembali beroperasi.

Sejalan dengan pengurangan produksi, Saudi Aramco pada hari Sabtu menaikkan harga jual resmi untuk sebagian besar grade yang dijualnya ke Asia untuk bulan ketiga di bulan September.

Pemotongan produksi OPEC+, langkah-langkah stimulus China, dan prospek ekonomi AS yang membaik mendukung kenaikan harga minyak mentah.

Investor akan mengamati data ekonomi China minggu ini untuk mengukur keinginan Beijing untuk lebih banyak langkah stimulus guna mendukung ekonomi terbesar kedua di dunia itu.

Di AS, jumlah rig minyak yang beroperasi turun empat menjadi 525 pada minggu lalu, turun selama delapan minggu berturut-turut ke level terendah sejak Maret 2022.

 

 

 

 

 

Sumber : cnbcindonesia.com
Gambar : Republika

BAGIKAN BERITA INI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *