OPEC dan Sekutu Bertemu Bahas Kesepakatan Baru Produksi Minyak

Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya (OPEC+) bertemu untuk membahas kesepakatan baru yang mungkin menyesuaikan kuota produksi negara dan pengurangan produksi lebih lanjut. Hal itu karena kelompok tersebut menghadapi harga minyak yang lesu dan kekenyangan pasokan yang menjulang.

“Arab Saudi akan menjanjikan pengurangan produksi sukarela baru sebagai bagian dari kesepakatan pembatasan produksi OPEC+ yang lebih luas,” kata seorang sumber, dikutip dari The Business Times, Selasa, 6 Juni 2023.

Kelompok itu menunda dimulainya pembicaraan formal lebih dari enam jam karena diskusi anggota tentang garis dasar produksi, dari mana pemotongan dan kuota dihitung, kata sumber. Sebanyak dua sumber OPEC+ yang terpisah mengatakan kelompok itu kemungkinan menyetujui perpanjangan kebijakan untuk 2023 dan melakukan pemotongan tambahan pada 2024.

Hal itu jika garis dasar produksi baru untuk anggota disetujui. Namun, tidak jelas kapan pemotongan Arab Saudi akan dimulai. Sedangkan anggota OPEC paling berpengaruh dan produsen Teluk terbesar yang dipimpin Arab Saudi mencoba membujuk negara-negara Afrika yang kurang berproduksi seperti Nigeria dan Angola untuk memiliki target produksi yang lebih realistis.

OPEC+ memompa sekitar 40 persen minyak mentah dunia, yang berarti keputusan kebijakannya dapat berdampak besar pada harga minyak. Biasanya, pemotongan produksi berlaku sebulan setelah disetujui, tetapi para menteri juga dapat menyetujui implementasi selanjutnya. Mereka juga dapat memutuskan untuk mempertahankan produksi tetap stabil.

Negara-negara Barat menuduh OPEC memanipulasi harga minyak dan merusak ekonomi global melalui biaya energi yang tinggi. Barat juga menuduh OPEC terlalu memihak Rusia meskipun ada sanksi Barat atas invasi Moskow ke Ukraina.

Sebagai tanggapan, orang dalam dan pengamat OPEC mengatakan pencetakan uang Barat selama dekade terakhir telah mendorong inflasi dan memaksa negara-negara penghasil minyak bertindak untuk mempertahankan nilai ekspor utama mereka.

Negara-negara Asia seperti Tiongkok dan India telah membeli bagian terbesar dari ekspor minyak Rusia dan menolak untuk bergabung dengan sanksi Barat terhadap Rusia.

 

 

 

 

Sumber : medcom.id
Gambar : medcom.id

BAGIKAN BERITA INI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *