Inflasi Inggris Tak Lagi Dua Digit, Pertama Kali Sejak Agustus 2022

Inflasi Inggris berhasil turun dari 10,1 persen ke 8,7 persen pada April 2023 alias tak lagi di level dua digit. Capaian ini pertama kalinya sejak Agustus 2022, di mana inflasi Negeri Tiga Singa itu selalu di atas 10 persen.

Namun, angka inflasi tersebut masih di atas jajak pendapat ekonom di Reuters yang meramal inflasi Inggris menyentuh 8,2 persen.

“Harga listrik dan gas menyumbang 1,42 poin persentase terhadap penurunan inflasi tahunan di April,” tulis laporan Kantor Statistik Nasional (ONS), dikutip dari CNBC, Rabu (24/5).

Di lain sisi, harga makanan dan minuman non-alkohol terus meningkat dan menjadi dalang inflasi tahunan Inggris. Bahkan, tingkat inflasinya masih tertinggi kedua selama lebih dari 45 tahun.

Meski turun, inflasi Inggris masih tinggi dan Bank of England terus menaikkan suku bunga acuan untuk ke-12 kalinya secara berturut-turut menjadi 4,5 persen pada awal bulan ini. Sikap ekonom yang menentang ancaman resesi tampak tak menggoyahkan pilihan Bank of England.

Regulator Energi Pemerintah Inggris Ofgem lantas menyarankan Bank of England tidak terus menerus mengerek suku bunga acuan. Jika diteruskan, krisis biaya hidup disebut bakal semakin parah.

“Penurunan inflasi April cukup besar bagi Komite Kebijakan Moneter untuk mempertahankan suku bunga bulan depan, tetapi jika mereka terus mengambil risiko pengetatan yang berlebihan itu bisa memperburuk krisis biaya hidup dan tekanan pada bisnis,” kata Ofgem.

Terlepas dari itu, inflasi Inggris menyentuh 9,9 persen Agustus 2022 lalu. Inflasi yang meroket ini disebabkan tagihan energi imbas perang Rusia dan Ukraina.

 

Sumber : cnnindonesia.com
Gambar : CNN Indonesia

BAGIKAN BERITA INI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *