Ode untuk Nomo Koeswoyo, Drummer Koes Bersaudara yang Berpulang

Musisi gaek Nomo Koeswoyo meninggal dunia pada 15 Maret 2023.
Nomo Koeswoyo meninggal dunia di Magelang, Jawa Tengah di usia 85 tahun. Musisi bernama lengkap Koesnomo Koeswoyo ini lahir pada 21 Januari 1938.

Nomo Koeswoyo adalah saksi sekaligus pelaku sejarah perjalanan musik Indonesia. Nomo Koeswoyo merupakan pemain drum Koes Bersaudara yang akhirnya menjadi Koes Plus.

Pergantian nama Koes Bersaudara menjadi Koes Plus karena pada saat itu Nomo memutuskan hengkang dari band adik-kakak tersebut pada tahun 1969.

Nomo yang bersikap lebih pragmatis berbeda pandangan dengan kakaknya yakni Tonny Koeswoyo yang berujung pada hengkangnya Nomo dan Yok Koeswoyo. Sementara, posisi Yok Koeswoyo sebagai gitaris digantikan oleh Totok AR.

Nomo yang juga menggeluti dunia bisnis tak surut bermusik. Ia lalu membentuk band bernama No Koes pada tahun 1973.

Anggotanya Usman pada rhythem, Sofiyan pada drum, Said pada bass, Bambang Arsianti (Bambang Sampurno Karsono) pada lead guitar dan Pompi Suradimansyah (Pompy S) pada keyboard. Nomo yang merupakan ayah Chicha Koeswoyo juga sukses menggeluti dunia musik dari segi bisnis industrinya.

Terbukti, Nomo sukses mengorbitkan banyak penyanyi, seperti anaknya sendiri Chicha Koeswoyo yang populer lewat lagu “Heli (anjing kecil)”. Penyanyi terkenal seperti Franky Sahilatua, Enny Haryono, dan Rhoma Irama juga disebut-sebut diorbitkan oleh Nomo.

Nomo Koeswoyo menjadi sosok yang lengkap di dalam keluarga Koeswoyo. Ia pernah menjadi perantau karena ingin mengubah taraf hidup keluarga. Seringkali berkelahi demi membela apa yang dia anggap baik.

Dan menggeluti bisnis demi mencukupi kehidupan keluarganya.

Namun, Nomo tetaplah bagian dari Koeswoyo bersaudara, di mana musik sudah seperti rutinitas dalam keseharian yang tak bisa dilepaskan.

Jiwa solidaritas Nomo dengan saudara-saudaranya tak pernah luntur.

Salah satu buktinya ketika Koes Bersaudara dipenjarakan rezim Orde Lama karena dianggap mempopulerkan musik barat yang saat itu disebut musik ngak-ngik-ngok oleh Soekarno.

Saat anggota Koes Bersaudara digelandang ke penjara, hanya Nomo yang tak dibawa lantaran sedang berada di luar rumah.

Namun, karena tak ingin melihat saudara-saudaranya menderita sendiri, Nomo mendatangi kantor polisi pada sore hari untuk meminta turut ditahan sebagai bentuk solidaritas persaudaraan.

Koes Bersaudara ditahan di Penjara Glodok pada 29 Juni 1965. Tetapi akhirnya dibebaskan pada 29 September 1965, satu hari sebelum peristiwa Gerakan 30 September terjadi.

Meski pernah berbeda pandangan dengan Tonny Koeswoyo. Nyatanya, Nomo tak memungkiri bahwa ia punya kerinduan untuk bermusik kembali dengan saudara-saudaranya.

Lagu “Rindu” yang Nomo ciptakan saat membentuk band No Koes menjadi manifesto dari rasa rindu itu.

“Di situ tetap saya ingin bermusik, ya kerinduanku bermusik bersama saudara-saudaraku, di lagu ‘Rindu’ itu,” ucap Nomo Koeswoyo dalam wawancara bersama Harian Kompas seperti dikutip Kompas.com dari kanal YouTube Harian Kompas, Jumat (17/3/2023).

Kini, Nomo Koeswoyo telah menyusul personel Koes Bersaudara lainnya, Tonny Koeswoyo (1987) dan Yon Koeswoyo (2018).

Kini, tinggal Yok Koeswoyo yang tesisa dari personel Koes Bersaudara.

Nomo Koeswoyo kini kembali bermusik bersama Tonny Koeswoyo dan Yon Koeswoyo seperti lagu “Kembali” yang Nomo ciptakan bersama Tonny Koeswoyo.

“Telah lama telah lama kau ku tunggu / Bersamamu bersamamu ku selalu / Ku tak mau ku tak mau hanya mimpi ah ah / Hari ini hari ini kau kembali / Oh kembali kembali kita bersama-sama lagi / Kembali kita bersama-sama lagi / Sampai akhir waktu nanti oh,” bunyi lirik lagu “Kembali”.

Selamat jalan Nomo Koeswoyo…

 

 

Sumber : kompas.com
Gambar : Kompas.com

BAGIKAN BERITA INI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *