Harga Emas Antam Loyo Lagi, Mending Beli atau Jual?

Harga emas berjangka merosot pada akhir perdagangan Selasa (Rabu pagi WIB), membukukan kerugian untuk sesi kedua berturut-turut. Emas tertekan oleh dolar AS yang lebih kuat ketika para pedagang menunda taruhan besar guna mengantisipasi lebih banyak isyarat kebijakan moneter dari risalah pertemuan Februari Federal Reserve.

Dikutip dari Antara, Rabu, 22 Februari 2023, kontrak emas paling aktif untuk pengiriman April di Divisi Comex New York Exchange, tergelincir USD7,70 atau 0,42 persen menjadi USD1.842,50 per ounce, setelah diperdagangkan mencapai tertinggi sesi di USD1.856,40 per ounce dan terendah di USD1.839,00 per ounce. Bursa Comex ditutup pada Senin, 20 Februari 2023, untuk libur memperingati Hari Presiden.

Dolar AS menguat karena pelaku pasar menyaring data ekonomi terbaru dengan indeks dolar AS, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnhya, naik 0,31 persen menjadi 104,1723.

Para pedagang juga menunggu rilis risalah pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) pada Rabu waktu setempat, yang menurut para analis pasar, mungkin secara tak terduga hawkish, sehingga memberi petunjuk ke arah yang ingin diambil Federal Reserve dengan melanjutkan kenaikan suku bunga.

Pasar juga menunggu banyak pembicara Fed minggu ini, karena inflasi AS yang terlalu panas dan kekuatan di pasar tenaga kerja membuat kebijakan bank sentral menjadi fokus.

Inflasi panas

Pembacaan inflasi AS yang lebih panas dari perkiraan dengan cepat menghentikan reli harga emas baru-baru ini, karena pasar secara drastis menilai kembali ekspektasi mereka untuk kenaikan suku bunga tahun ini.

Indeks Aktivitas Bisnis Jasa-jasa AS dari Global S&P membukukan 50,5 pada Februari, naik dari 46,8 pada Januari. Sementara Indeks Manajer Pembelian (PMI) Manufaktur AS dari S&P Global tercatat 47,8 pada Februari, naik dari 46,9 pada awal tahun.

Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Maret naik 17,50 sen atau 0,81 persen menjadi USD21,89 per ounce. Platinum untuk pengiriman April terangkat USD27,20 atau 2,95 persen menjadi USD948,60 per ounce.

 

 

 

Sumber : medcom.id
Gambar : Bisnis.com

BAGIKAN BERITA INI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *