Junta Burkina Faso Resmi Akhiri Kesepakatan Militer dengan Prancis

Junta Burkina Faso secara resmi mengakhiri misi militer Prancis pada Minggu, 19 Februari. Pasukan Prancis sudah ada di Burkina Faso sejak 2018 dalam membantu negara tersebut memerangi pemberontakan.

Staf Umum Angkatan Bersenjata Burkinabe mengatakan, pihaknya bersama komandan pasukan khusus Sabre telah menurunkan bendera yang menandai berakhirnya misi Satuan Tugas Prancis di tanah Burkina Faso.

Acara tersebut berlangsung pada Sabtu kemarin di Camp Bila Zagre di Kamboincin, wilayah timur laut dari ibu kota Ouagadougou. Upacara dipimpin Kolonel Adam Nere, kepala staf tentara Burkina Faso, dan Letnan Kolonel Louis Lecacheur, yang mewakili komandan pasukan khusus Sabre asal Prancis.

Hubungan antara Prancis dan Burkina Faso memburuk sejak kudeta militer pada September 2022. Bulan lalu, Burkina Faso memutuskan untuk mengakhiri pakta militer dengan Prancis demi memuluskan visa pemerintah transisi yang ingin mempertahankan negara secara mandiri.

Beberapa demonstrasi dilaporkan terjadi di Burkina Faso dalam menentang kehadiran militer Prancis. Para demonstran menilai, pasukan Prancis tidak efektif dalam melawan pemberontakan dan terorisme yang berkecamuk sejak 2015.

Desember lalu, otoritas Burkina Faso juga menuntut penggantian Duta Besar Prancis Luc Hallade. Menyusul permintaan resmi tersebut, Kementerian Luar Negeri Prancis mengatakan pada 26 Januari, bahwa pihaknya menarik dubesnya tersebut.

Sehari sebelumnya, Paris mengumumkan telah menyetujui tuntutan junta militer untuk menarik pasukan dari bekas jajahannya dalam kurun waktu sebulan.

Prancis mempertahankan sekitar 400 pasukan khusus di Burkina Faso, yang dikerahkan untuk membantu pasukan lokal dalam memerangi pemberontak terasosiasi kelompok militan al-Qaeda dan Islamic State atau ISIS.

 

 

 

 

 

Sumber : medcom.id
Gambar : medcom.id

BAGIKAN BERITA INI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *