Lowongan Kerja Ramai, The Fed Wanti-wanti Naikkan Suku Bunga

Ketua Federal Reserve Jerome Powell mengatakan kondisi pasar tenaga kerja yang masih tangguh dapat menghambat upaya bank sentral AS untuk menurunkan inflasi secara lebih cepat seperti yang diharapkan banyak investor.

Sebelumnya, Powell telah memperingatkan bahwa bank sentral AS mungkin harus menaikkan suku bunga lebih dari yang diharapkan karena data pasar tenaga kerja yang lebih kuat.

Komentar Powell kepada Economic Club of Washington pada hari Selasa adalah yang pertama sejak data minggu lalu menunjukkan lonjakan pertumbuhan pekerjaan yang mengejutkan pada bulan Januari, yang menyarankan The Fed mungkin harus melangkah lebih jauh dalam pengetatan moneternya untuk mendinginkan perekonomian.

Dalam kurun waktu kurang dari setahun, The Fed telah menaikkan suku bunga utamanya dari mendekati nol di masa pendemi ke kisaran target antara 4,5% dan 4,75%. Pekan lalu, bank sentral AS memperlambat laju kenaikan suku bunga menjadi 25 basis poin (bps) dari 50 bps pada akhir tahun lalu dan sebelumnya sempat 75 bps dalam beberapa siklus beruntun. Hal ini menunjukkan langkah paling agresif untuk menjinakkan inflasi telah berlalu dan jika pun ada kenaikan, angka diprediksi akan terbatas.

Powell mengungkapkan proses menurunkan inflasi menuju target sebesar 2% dari kemungkinan akan memakan waktu cukup lama dan tidak akan berjalan sangat mulus.

“Jadi kami pikir kami harus melakukan kenaikan [suku bunga] lebih lanjut, dan kami pikir kami harus mempertahankan kebijakan [suku bunga tinggi] untuk beberapa waktu.” kata Powell pada hari Selasa (7/2), melansir The Wall Street Journal.

Tanda-tanda bahwa kenaikan suku bunga Fed yang agresif tahun lalu belum secara signifikan mendinginkan pasar tenaga kerja dapat memicu perdebatan yang lebih sulit di bank sentral mengenai apakah langkah sebelumnya telah cukup untuk mengatasi inflasi yang tinggi. Kenaikan jumlah pekerjaan yang dilaporkan Jumat dapat membuat pejabat Fed risau jika laporan lain dalam beberapa minggu mendatang juga menunjukkan pertumbuhan ekonomi yang lebih kuat. Akan ada satu lagi laporan ketenagakerjaan penting yang perlu dicerna sebelum pertemuan kembali The Fed Maret mendatang.

Data pasar tenaga kerja yang lebih kuat membuat investor bertanya-tanya apakah kenaikan dalam kegiatan ekonomi akan membuat pejabat Fed mempertimbangkan untuk menaikkan suku bunga setengah poin persentase pada bulan Maret meskipun mereka mengisyaratkan minggu lalu bahwa mereka cenderung untuk melanjutkan kenaikan suku yang lebih rendah.

Menurut proyeksi yang dirilis setelah pertemuan pada bulan Desember, sebagian besar pejabat Fed memproyeksikan bank sentral AS akan menaikkan suku bunga federal fund rate (FFR) menjadi 5,1% tahun ini, yang akan menyiratkan kenaikan suku bunga dua siklus sebesar 25 bps pada pertemuan bulan Maret dan Mei mereka. Sementara itu, lebih dari sepertiga pejabat mengantisipasi kenaikan suku bunga di atas 5,25%, yang berpotensi kenaikan lebih lanjut di bulan Juni. Tidak ada pejabat yang memproyeksikan pemangkasan suku bunga tahun ini.

Pada hari Selasa, Tuan Powell mengulangi pandangannya bahwa bank sentral siap untuk menaikkan suku bunga ke tingkat yang lebih tinggi jika data menunjukkan bahwa ekonomi sedang terakselerasi dengan cara yang tidak diantisipasi oleh para pejabat.

 

 

 

 

Sumber : cnbcindonesia.com
Gambar : iNews.id

BAGIKAN BERITA INI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *