Tembus US$ 1.900/Troy Ons, Emas Diramal ‘Injak Rem’ Pekan Ini

Harga emas melaju ke level tertingginya selama 8,5 bulan pada akhir pekan lalu. Namun, emas diragukan bisa berlari kencang pada pekan ini karena investor masih menunggu sinyal dari kebijakan moneter Amerika Serikat (AS).

Pada perdagangan Senin (16/1/2023) pukul 06:02 WIB, harga emas dunia di pasar spot berada di US$ 1.919,92 per troy ons. Harganya melemah tipis 0,02%.

Harga emas masih menguat 2,6% secara point to point dalam sepekan. Harga emas juga melonjak 7,1% sementara dalam setahun menanjak 5,5%.

Pelemahan emas pagi hari ini berbanding terbalik dengan kinerja cemerlangnya di akhir pekan lalu. Pada perdagangan terakhir pekan lalu Jumat (13/1/2023) harga emas dunia di pasar spot berada di US$ 1.920,48 per troy ons. Harganya menguat 1,25%.

Harga tersebut menjadi rekor tertingginya sejak 22 April 2022 atau 8,5 bulan terakhir. Emas juga menciptakan rekor luar biasa pada akhir pekan lalu yakni kembali ke level psikologis US$ 1.900 per troy ons. Kembalinya emas ke level psikologis US$ 1.900 per troy ons adalah yang pertama sejak 26 April 2022.

Harga emas yang berada di posisi US$ 1.920 per troy ons pada Jumat kemarin juga mengembalikan pergerakan sang logam mulia ke era perang Rusia-Ukraina.
Pada periode tersebut, emas bergerak di kisaran US$ 1.920-1.950 per troy ons.

Analis Commerzbank mengatakan rally pada emas pekan lalu adalah hal luar biasa. Namun, investor sepertinya kini akan menahan diri terlebih dahulu.

“Kami yakin pelaku pasar emas akan mengambil nafas dulu sampai kemudian semua kebijakan moneter di AS menjadi jelas. Pasar kini mempertimbangkan mana proyeksi kebijakan moneter yang lebih akurat,” tutur Commerzbank, dikutip dari Reuters.

Seperti diketahui, rally pada harga emas ditopang oleh laju inflasi AS yang terus melandai. Inflasi AS melandai ke 6,5% (year on year/yoy) pada Desember 2022 dari 7,1% (yoy) pada November 2022. Inflasi tersebut adalah yang terendah sejak Oktober 2021.

Secara bulanan (month to month/mtm), AS bahkan mencatatkan deflasi 0,1% pada Desember. Deflasi ini adalah yang pertama kalinya terjadi sejak Mei 2020.

Melandainya inflasi ini tentu saja menjadi kabar positif bagi pelaku pasar emas. Dengan inflasi yang terus melandai, bank sentral AS The Federal Reserve (The Fed) bisa semakin melonggarkan kebijakan moneter mereka.

Berdasarkan perangkat FedWatch milik CME Group pasar melihat The Fed akan menaikkan suku bunga masing-masing 25 basis poin pada Februari dan Maret 2022.

The Fed juga diperkirakan akan memangkas suku bunganya sebesar 25 basis poin pada September 2022.

 

 

 

 

Sumber : cnbcindonesia.com
Gambar : CNBC Indonesia

BAGIKAN BERITA INI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *