Dolar AS Turun, Tertekan Risalah The Fed dan Data Ekonomi AS

Dolar AS jatuh terhadap sejumlah mata uang utama lainnya pada akhir perdagangan Rabu (Kamis pagi WIB), setelah risalah dari pertemuan November Federal Reserve menunjukkan sebagian besar pembuat kebijakan di bank sentral sepakat untuk memperlambat laju kenaikan suku bunga.

Pada risalah pertemuan 1-2 November, The Fed menaikkan suku bunga utamanya sebesar 0,75 persen untuk keempat kalinya berturut-turut dalam upaya untuk memerangi inflasi yang tinggi selama beberapa dekade. Sebagian besar para pejabat merasa puas mereka dapat berhenti menaikkan suku bunga besar dan bergerak dalam langkah-langkah yang lebih kecil.

Namun, risalah juga menunjukkan perdebatan yang muncul di dalam Fed mengenai risiko pengetatan kebijakan yang cepat dapat mengganggu pertumbuhan ekonomi dan stabilitas keuangan, bahkan ketika pembuat kebijakan mengakui ada sedikit kemajuan yang dapat dibuktikan pada inflasi dan bahwa suku bunga masih perlu dinaikkan.

“The Fed telah menaikkan suku bunga lebih cepat daripada periode mana pun dalam sejarah baru-baru ini dan sekarang mereka ingin lebih banyak waktu untuk menilai dampak dari tindakan mereka,” kata Manajer Portofolio Anson Funds di Toronto, Moez Kassam.

Euro naik 0,87 persen terhadap dolar pada 1,03925 dolar, bersiap untuk kenaikan sesi kedua berturut-turut.

Beberapa data AS yang dirilis menunujukan hasil bervariasi. Data aktivitas bisnis AS mengalami kontraksi selama lima bulan berturut-turut pada November, dengan data pesanan baru turun ke level terendah dalam 2,5 tahun karena suku bunga yang lebih tinggi memperlambat permintaan.

Sementara data pengangguran AS menunjukan peningkatan lebih dari yang diharapkan pada minggu lalu, meskipun kondisi pasar tenaga kerja tetap ketat.

Lalu, tahun ini dolar telah menguat terhadap setiap mata uang utama, didorong oleh kenaikan suku bunga Fed yang sangat besar. Tetapi data harga konsumen AS yang lebih lambat dari perkiraan baru-baru ini telah mendorong harapan investor bahwa Fed mungkin berada dalam posisi untuk memoderasi laju kenaikannya.

Poundsterling tercatat naik untuk hari kedua berturut-turut terhadap dolar setelah data awal aktivitas ekonomi Inggris mengalahkan ekspektasi, meskipun masih menunjukkan kontraksi sedang berlangsung. Poundsterling naik 1,43 persen pada 1,2055 dolar.

Terhadap yen, dolar tergelincir 0,33 persen menjadi 144,905 yen. Dolar Selandia Baru juga tercatat mencapai level tertinggi tiga bulan, setelah bank sentral negara itu menaikkan suku bunga dengan jumlah rekor meskipun memperingatkan ekonomi mungkin menghabiskan satu tahun penuh dalam resesi. Kiwi naik 1,34 persen menjadi 0,62375 dolar AS.

Mata uang kripto, yang mengalami penjualan intens setelah jatuhnya bursa kripto utama FTX, tetap berombak, dengan bitcoin naik 1,52 persen pada 16.443 dolar AS.

 

 

 

 

 

Sumber : medcom.id
Gambar : Okezone Economy

BAGIKAN BERITA INI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *