Bayang-bayang Resesi Dunia Jungkalkan Minyak ke US$85,61

Harga minyak anjlok lebih dari 3 persen pada Jumat (14/10) sore waktu AS atau Sabtu (15/10) pagi WIB.

Mengutip Reuters, harga minyak mentah berjangka Brent turun US$2,94 atau 3,1 persen ke US$91,63 per barel. Sementara minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS turun US$3,50 atau 3,9 persen ke US$85,61 per barel.

Dengan pelemahan itu, harga kedua jenis acuan minyak tersebut masing-masing turun sebesar 6,4 persen dan 7,6 persen sepekan kemarin.

Analis menyebut pelemahan harga minyak sepekan kemarin terjadi akibat kekhawatiran pasar atas potensi resesi global. Kekhawatiran muncul setelah inflasi inti AS mencatat kenaikan tahunan terbesar dalam 40 tahun.

Lonjakan inflasi itu memperkuat spekulasi pasar bahwa The Fed bakal menaikkan suku bunga acuan secara agresif yang bisa meningkatkan risiko resesi global. Apalagi, sebuah survei menunjukkan inflasi rumah tangga di AS makin memburuk.

The Fed rencananya mengumumkan kebijakan suku bunga acuan pada 1-2 November.

“Peningkatan sentimen konsumen dipandang sebagai negatif karena itu berarti The Fed perlu mematahkan semangat konsumen dan lebih memperlambat ekonomi, dan itu menyebabkan kenaikan dolar dan tekanan ke bawah pada pasar minyak,” kata analis di Price Futures Group di Chicago Phil Flynn.

Selain itu, pelemahan juga dipicu kekhawatiran pasar bahwa permintaan minyak dunia, terutama dari China yang merupakan salah satu konsumen terbesar bakal anjlok tajam.

Sentimen negatif yang berasal dari dua isu tersebut memberikan tekanan cukup besar ke harga minyak. Alhasil, walau sebenarnya harga minyak mendapatkan dukungan dari pemangkasan produksi besar-besaran yang dilakukan OPEC+, tekanan harga sulit dihindari.

 

 

 

 

Sumber : cnnindonesia.com
Gambar : Detik.com

BAGIKAN BERITA INI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *