Dolar AS Menguat Setelah Ketua Fed Terbuka bagi Kebijakan Moneter Agresif

Mata uang dolar AS (USD) menguat terhadap sejumlah mata uang utama lainnya pada akhir perdagangan Senin (Selasa pagi WIB). Hal ini terjadi setelah komentar dari Ketua Federal Reserve AS Jerome Powell yang membuka pintu untuk mengambil jalur kebijakan moneter yang lebih agresif.

Greenback telah berfluktuasi antara sedikit kenaikan dan penurunan pada hari sebelumnya, dan sedikit melemah setelah komentar dari Presiden Federal Reserve Bank Atlanta Raphael Bostic.
Dia memperkirakan enam kenaikan suku bunga tahun ini dan dua untuk 2023, sikap yang lebih dovish daripada sebagian besar rekannya karena dia khawatir tentang efek konflik antara Rusia dan Ukraina pada ekonomi AS.

Tetapi USD menguat setelah Powell mengatakan bank sentral harus bergerak “cepat” untuk mengendalikan inflasi yang terlalu tinggi, dan akan, jika perlu, menggunakan kenaikan suku bunga yang lebih besar dari biasanya untuk melakukannya.

“Dia terus mengatakan hal yang sama berulang-ulang, kita harus menurunkan inflasi dan apa pun yang diperlukan itulah yang akan kita lakukan. Sayangnya, pasar bergantung pada norma-norma lama, mereka hanya akan melakukan seperempat (dari persentase poin) setiap saat,” kata Ahli Strategi Pasar Global Senior di Wells Fargo Investment Institute di St. Louis Sameer Samana, dikutip dari Antara, Selasa 22 Maret 2022.

“The Fed sedang menulis ulang pedoman itu – kita mungkin harus menghadiri setiap pertemuan, kita mungkin harus melakukan sesuatu lebih dari 25 basis poin, dan kita mungkin harus melakukan kenaikan suku bunga dan pengetatan kuantitatif pada saat yang sama.” jelas dia.

Pasar telah bergejolak selama sebulan terakhir karena situasi di Ukraina telah meningkat, meningkatkan harga-harga komoditas seperti minyak dan memberikan tekanan ke atas pada inflasi yang sudah tinggi.

The Fed menaikkan suku bunga utamanya sebesar 25 basis poin minggu lalu untuk pertama kalinya sejak 2018 karena upaya untuk memerangi kenaikan harga-harga sambil mencoba menghindari kesalahan kebijakan yang dapat mengirim ekonomi AS ke dalam resesi. Investor sekarang fokus pada potensi kecepatan dan ukuran kenaikan suku bunga di masa depan.

Indeks dolar naik 0,123 persen, dengan euro turun 0,24 persen menjadi USD 1,1022 . Ukraina menentang permintaan Rusia agar pasukannya meletakkan senjata di kota pelabuhan Mariupol yang terkepung sebelum fajar pada Senin 21 Maret 2022.

Sementara banyak bank sentral di seluruh dunia telah menaikkan suku bunga, dengan Fed terbaru untuk melakukannya, Bank sentral Jepang (BoJ) pada Jumat 18 Maret 2022 mempertahankan program stimulus besar-besaran dan mempertahankan suku bunga stabil, sambil memperingatkan peningkatan risiko dari krisis Ukraina hingga pemulihan ekonomi yang sulit.

Kesenjangan itu telah melemahkan yen, dengan perdagangan mata uang Jepang mendekati posisi terendah enam tahun versus dolar meskipun statusnya sebagai safe haven.

Presiden Bank Sentral Eropa (ECB) Christine Lagarde mengatakan pada Senin 21 Maret 2022, Fed dan ECB juga akan bergerak tidak sinkron, karena perang di Ukraina memiliki dampak yang sangat berbeda pada ekonomi masing-masing.

Yen Jepang melemah 0,17 persen versus greenback di 119,38 per USD, setelah menyentuh 119,46 yen, level terendah sejak Februari 2016. Poundsterling terakhir diperdagangkan pada USD1,3168, turun 0,06 persen hari ini. Di pasar uang kripto, bitcoin terakhir turun 1,84 persen menjadi USD40.973,32, sementara ethereum terakhir turun 1,33 persen menjadi USD2.908,60.

 

 

 

 

Sumber : medcom.id
Gambar : Antaranews.com

BAGIKAN BERITA INI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *