WHO Sebut Vaksinasi Rendah Jadi Penyebab Berkembangnya Omicron

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan dunia sedang menciptakan ‘kondisi beracun’ untuk varian covid-19, Omicron. Varian ini dapat muncul dan menyebar karena cakupan vaksinasi dan pengujian yang rendah untuk melacak virus.

Menurut Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, kombinasi tersebut menjadi tempat berkembang biak virus yang subur. Ia menekankan, langkah menghentikan varian Delta yang dominan, juga dapat menghambat penyebaran Omicron.

“Kita perlu menggunakan alat yang sudah kita miliki untuk mencegah penularan dan menyelamatkan nyawa dari Delta. Dan jika kita melakukan itu, kita juga akan mencegah penularan dan menyelamatkan nyawa dari Omicron,” ucap Tedros, dilansir dari AFP, Kamis, 2 Desember 2021.

Namun, lanjut Tedros, jika negara dan individu tidak melakukan apa yang perlu mereka lakukan untuk menghentikan transmisi Delta, mereka juga tidak akan menghentikan Omicron.

“Secara global, kami memiliki campuran beracun dari cakupan vaksin yang rendah, dan pengujian yang sangat rendah – resep untuk membiakkan dan memperkuat varian,” serunya.

“tulah mengapa kami terus mendesak negara-negara untuk memastikan akses yang adil ke vaksin, tes, dan terapi di seluruh dunia,” imbuh Tedros.

Omicron pertama kali dilaporkan ke WHO dari Afrika Selatan pada 24 November, sedangkan kasus pertama yang dikonfirmasi laboratorium diidentifikasi dari spesimen yang dikumpulkan pada 9 November.

Belanda mengatakan telah menemukan varian dalam dua sampel yang diambil pada 19 dan 23 November. Satu sampel baru-baru ini ke Afrika selatan dan yang lainnya tidak memiliki riwayat perjalanan.

Maria Van Kerkhove, pimpinan teknis covid-19 WHO mengatakan, jadwal di sekitar deteksi pertama Omicron dapat berubah karena ada tumpukan urutan kasus yang terjadi pada November.

Sementara itu, Tedros menambahkan, WHO menanggapi kemunculan Omicron dengan sangat serius. Namun, lanjut dia, seharusnya mutasi tidak mengejutkan karena memang hal tersebut yang dilakukan virus.

“Dan itulah yang akan terus dilakukan virus ini, selama kita membiarkannya terus menyebar,” ungkapnya.

Tedros mengatakan Omicron ada di setidaknya 23 negara – dengan jumlah itu diperkirakan akan terus bertambah. Sementara itu, Van Kerkhove mengatakan WHO belum mengetahui adanya kematian yang terkait dengan Omicron.

 

 

 

Sumber : medcom.id
Gambar : BeritaSatu.com

BAGIKAN BERITA INI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *