Ramai-ramai Setop Vaksin AstraZeneca, Harga Minyak Galau!

Harga minyak mentah masih dibayangi oleh sentimen vaksinasi Covid-19 yang dihentikan di berbagai negara terutama Eropa. Setelah tiga hari mengalami koreksi, harga minyak cenderung stagnan pada perdagangan hari ini, Rabu (17/3/2021).

Harga kontrak Brent turun 0,03% ke US$ 68,38/barel. Sementara untuk kontrak West Texas Intermediate (WTI) mengalami apresiasi tipis sebesar 0,02% ke US$ 64,81/barel.

Kabar menghebohkan datang dari pengembang vaksin Covid-19 asal Inggris yaitu Oxford/AstraZeneca. Setelah dilaporkan menimbulkan efek samping yang serius, beberapa negara terutama di Eropa memutuskan menghentikan sementara program vaksinasi yang menggunakan vaksin Oxford dan AstraZeneca.

Di Benua Biru setidaknya ada tujuh negara yang menghentikan sementara vaksinasi Covid-19 yang menggunakan produk Oxford/AstraZeneca. Negara-negara tersebut antara lain Norwegia, Islandia, Bulgaria, Luksemburg, Estonia, Lituania, dan Latvia.

Sementara itu Jerman, Prancis dan Italia akan menghentikan penggunaan vaksin Oxford/AstraZeneca setelah ada laporan yang membuktikan bahwa vaksin tersebut menimbulkan efek samping yang merugikan. Sementara di Asia, Tailand menjadi negara pertama yang menghentikan vaksinasi sebagai tindakan pencegahan.

Hingga Rabu, sekitar 5 juta orang di Eropa telah menerima vaksin Oxford/AstraZeneca. Dari angka tersebut setidaknya ada 30 kasus tromboemboli atau pembekuan darah telah dilaporkan.

Kasus ini menjadi gempar setelah salah seorang wanita asal Austria berusia 49 tahun meninggal karena pembekuan darah yang parah. Sementara seorang wanita berusia 35 tahun juga mengalami emboli paru dan mulai pulih. Emboli paru adalah penyakit paru-paru akut yang disebabkan oleh penggumpalan darah.

“Agar permintaan minyak pulih sepenuhnya, inokulasi yang sukses dan cepat dari populasi global perlu dilakukan,” kata Bjornar Tonhaugen, kepala pasar minyak Rystad Energy. “Sebelum kemunduran baru-baru ini, ada hal positif bahwa kampanye yang sedang berjalan berada di jalur yang benar.” lanjutnya sebagaimana dilaporkan Reuters.

Pandemi meredupkan permintaan akan minyak. Harga telah pulih ke ke level sebelum krisis. Namun kenaikan telah dibatasi oleh progress peluncuran vaksin Covid-19 yang lambat di banyak negara.

Di Amerika Serikat, persediaan minyak mentah meningkat karena kilang belum pulih sepenuhnya dari hantaman cuaca dingin ekstrem pada pertengahan Februari lalu ketika kilang dan produksi minyak di Texas yang menghentikan operasi mereka.

“Arah [harga] jangka pendek akan ditetapkan oleh laporan stok [minyak] mingguan AS,” kata analis PVM dalam sebuah catatan, menambahkan bahwa penguatan dolar terhadap mata uang lain juga membebani harga minyak.

Data perdagangan dari asosiasi yakni American Petroleum Institute (API) pada Selasa malam menunjukkan stok minyak mentah AS turun sekitar 1 juta barel pekan lalu.

Menjelang rilis data resmi pada hari Rabu, analis memperkirakan stok minyak mentah naik sekitar 3 juta barel dalam empat minggu beruntun. Stok melonjak hampir 14 juta barel di minggu sebelumnya.

Kombinasi sentimen penghentian sementara vaksinasi di Eropa dan kenaikan stok minyak di AS turut menjadi penekan harga minyak dalam tiga hari perdagangan terakhir.

 

 

 

 

 

Sumber : cnbcindonesia.com
Gambar : Tribunnews.com

BAGIKAN BERITA INI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *