Kabar Baik! Harga Emas Sudah Balik ke US$ 1.800/Oz

Dolar AS yang terus tertekan pada akhirnya memberikan ruang bagi emas untuk menguat. Setelah kemarin terangkat 2,1% harga emas di perdagangan pagi hari ini Rabu (2/12/2020) mengalami koreksi tipis cenderung flat.

Di arena pasar spot harga emas global dipatok di US$ 1.813,9/troy ons pada 09.10 WIB. Harga emas turun 0,05% dibanding posisi penutupan perdagangan kemarin. Emas berhasil rebound kembali ke atas US$ 1.800/troy ons setelah terus menerus anjlok.

Kasus positif corona di AS sendiri sudah naik menjadi dua kali lipat hanya dalam kurun waktu sebulan dan menyentuh rekor tertingginya di angka 4 juta kasus.

Karena kenaikan kasus positif ini sendiri menyebabkan munculnya rasa urgensi di antara para pengampu kebijakan untuk mempercepat proses negosiasi program paket dana stimulus jumbo yang dianggap sangat diperlukan oleh ekonomi sampai vaksinasi massal dilakukan.

Juru bicara kamar House of Representative AS, Nancy Pelosi dan Menteri Keuangan AS, Steve Mnuchin dijadwalkan akan bertemu kembali untuk membahas mengenai paket stimulus US$ 908 miliar. Stimulus akan disalurkan ke sektor-sektor yang terdampak pandemi virus corona seperti bisnis-bisnis kecil dan para pengangguran.

Kembali bergulirnya perbincangan terkait stimulus membuat dolar AS tertekan dan harga emas terangkat. Stimulus menjadi faktor kunci yang menggerakkan harga emas.

Di sisi lain harga emas sedikit tertahan oleh kabar positif vaksin yang kembali diterima oleh pasar.

Raksasa di sektor farmasi Pfizer dan Moderna dikabarkan sudah semakin dekat dalam mendapatkan ijin edar dari Uni-Eropa. European Medicine Agency mengatakan siap menyelesaikan hasil penilaian terhadap kedua perusahaan masing-masing pada tanggal 29 Desember 2020 dan 12 Januari 2021.

Seperti yang diketahui bersama, kabar positif vaksin yang datang bertubi-tubi di bulan November lalu membuat harga emas rontok sampai 5,37% dalam sebulan. Optimisme di pasar membuat aset minim risiko seperti emas menjadi dilego.

Melansir Kitco News, dalam sebuah laporan yang diterbitkan minggu lalu, analis di ANG Traders mengatakan bahwa harga emas berpotensi naik menjadi US$ 1.900/troy ons karena harga telah memantul dari level support kritis sekitar US$ 1.770/troy ons.

Meskipun emas memiliki ruang untuk bergerak lebih tinggi dalam waktu dekat, ANG mengatakan prospek menengah tidak terlihat cerah. “Dalam jangka menengah (6 bulan), emas cenderung melemah, tapi setelah itu, kemungkinan akan memasuki pasar bullish yang panjang,” kata analis.

Mereka mencatat bahwa risiko paling signifikan untuk emas tetap pada dolar AS.

Apabila melihat tren musiman emas dalam 24 tahun terakhir harga emas cenderung turun dari Oktober sampai pertengahan Desember.

Harga emas baru naik lagi dari pertengahan Desember sampai akhir Februari. Hal ini tak terlepas dari adanya peningkatan permintaan jelang libur natal dan tahun baru China (imlek). Namun permintaan emas fisik terutama untuk kebutuhan perhiasan masih berpotensi tertekan dengan adanya pandemi Covid-19.

 

 

 

 

Sumber : cnbcindonesia.com
Gambar : CNBC Indonesia

BAGIKAN BERITA INI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *